Rabu, 07 Juli 2021

Bismillah: Sehat, Waras dan Brigas

Bismillah, dengan nama (-nama) Allah kita memulai aktivitas dengan kebaikan dan mengakhirinya dengan rasa syukur (kebaikan) dengan kalimat hamdalah. Perintah pertama kali turun kepada Nabi Saw adalah QS. al-Alaq, "iqra bismirabbika alladzi khalaq": bacalah, dengan nama Tuhanmu!". Ketika kita memulai membaca, beraktivitas, berbicara, dan lainnya harus memulai dengan nilai-nilai Ketuhanan (ism Allah). Sesuatu yang dimulai tidak dengan pertimbangan Ketuhanan maka akan musnah (kullu syai'in halikun illa wajhah). Demikian pula, bismillah untuk memulai berdoa dengan menyebut nama Allah. Maka berdoalah kapada-Nya dengan asma'ul husna (fad'uu lahu al-asma'ul husna). 

Sehat adalah tuntutan jasmaniyah kita agar selalu dapat dijalan sesuai dengan fungsinya. Bila kita batuk-batuk maka ada organ tubuh kita yang terganggu. Tenggorokan kering dan paru-paru abnormal atau karena peradangan dan pernafasan kita tersengal-sengal. Hidung kita tidak bisa mendeteksi bau, maka indra penciuman kita terganggu (anosmia). Badan kita demam, lemas dan keluar keringat dingin menunjukkan tubuh kita kurang/tidak sehat karena virus atau bakteri. Ini membutuhkan tindakan berobat untuk mencegah agar tidak memperparah keadaan. Menjaga diri agar tubuh kita tetap menjalankan fungsinya dengan baik melalui makan bergisi dengan seimbang, minum multivitamin, istirahat dengan cukup dan lainnya merupakan bagian dari bersyukur kepada Allah. 

Waras, terkait dengan kejiwaan kita. Kefakiran atau kemiskinan kita, dapat menyebabkan ketidak-warasan kita dalam berpikir dan bertindak. Kejadian baik atau buruk yang menimpa kita dapat mengganggu kewarasan kita. Kita mendapatkan kedudukan dan kelimpahan harta, otak kita bisa tak waras. Kebiasaan baik kita berubah, kita menyisipkan aktivitas buruk kita main cewek, ke klub-klub malam, berjudi dan lainnya. Kedudukan dan kekayaan adalah kejadian baik, namun berpengaruh buruk pada kejiwaan kita. Lebih-lebih kejadian buruk (na'udhzubillah min dzalik), dapat membuat kita terganggu kewarasan kita. 

Bila sehat itu terkait fisik jasmaniah kita, yang membutuhkan asupan makanan. Maka, kewarasan terkait dengan kejiwaan. Bila kita terganggu kewarasan kita secara terus menerus, bisa naik ke level yang lebih tinggi yaitu gila. Kejiwaan yang mempengaruhi kita dalam dalam berpikir dan bertindak. Kejiwaan dipengaruhi oleh ilmullah dan spiritualitas kita. Untuk menjada kewarasan kita perbanyak ilmu dan dzikir kepada Allah Swt. 

Brigas dari bahasa Jawa, begeur (Sunda) atau bugar dalam bahasa Indonesia. Orang yang memiliki kesehatan jasmani dan kewarasan ruhani sudah seharusnya brigas. Mereka memilki semangat hidup (be positif) yang tinggi dan menebarkan senyum keceriaan. Brigas lebih kepada manifestasi sehat dan waras dalam tindakan sehari-hari. Orang yang "ngethuthur", murung cenderung tidak brigas. Kejiwaannya pasti ada masalah, dalam tempo yang lama dapat mempengaruhi kewarasannya (gila). 

Bismillah, jaga diri kita agar tetap sehat dalam kewarasan serta bugar dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Jaga keseimbangan makanan kita dan beri asupan ilmu dan dzikir unsur-unsur kejiwaan kita sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas kesempurnaan penciptaan diri kita. 

Bekasi, 07/07/2021

Abdul Basid





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...