Kita
sering mendengar para muballigh menyampaikan amal jariyah yang pahalanya tidak
terputus meskipun orangnya sudah meninggal. Satu, shadaqatun jariyatun atau
sedekah jariyah. Yaitu, sedekah maliyah yang tetap mengalir pahalanya karena
sesuatu yang disedekahkan masih difungsikan untuk ibadah. Kedua, ilmu
bermanfaat. Ilmu (agama) atau pengetahuan yang kita berikan kepada orang lain dan
dengan ilmu tersebut mereka melakukan kebaikan. Ketiga, doa anak yang shaleh
kepada orang tuanya. Anak-anak shaleh merupakan deposito pahala yang akan
selalu mengalir kepada orang tuanya, sebab didikan baik orang tuanya.
Dari
ketiga sumber pahala tersebut, paling instan adalah menyumbangkan sejumlah uang
atau barang ke masjid atau lembaga pendidikan. Dan motivasi para muballigh
menyampaikan sumber pahala ini, bukan tidak mungkin juga agar masjid/mushalla
dan lembaga pendidikan maju termasuk milik mereka. Bila kita memiliki kekayaan
harta, alihkan ke pembuatan jalan, lembaga pendidikan, pembukaan lapangan
kerja, dan fasilitas-fasilitas yang dapat meringankan masalah orang lain,
selain untuk pembangunan rumah ibadah.
Ilmu
(agama) tidak semua orang ahli di bidang tersebut, kecuali ahli agama seperti
mufti, ulama, dan kiai. Lebih banyak dari kita mengetahui pendidikan agama
dasar untuk pengamalan agama yang kita anut dengan baik, tidak sebagai pendidik
(allim allamah). Yang ketiga, kita tidak yakin menilai diri kita sebagai orang
yang shaleh yang doanya dapat memberikan aliran pahala kepada orang tua kita. Fenomena
di masyarakat, kita akan mengundang orang-orang sekitar dan pemimpin agama
untuk hadir mendoakan orang tua kita yang sudah mati sebagai bentuk pengakuan
bahwa doa mereka lebih baik daripada doa kita (merasa).
Selain
ketiga sumber pahala di atas, jarang kita melihat muballigh menyampaikan sumber
pahala lain yang tidak pernah putus. Sumber tersebut adalah jariyah sosial dan
lingkungan. Jariyah sosial adalah tindakan keteladanan dalam membentuk
peradaban madani sehingga menjadi daerah atau wilayah yang baik
(baldatun/qaryatun thayyibatun) dan Allah selalu memberikan pengampunan atau
permakluman atas perilaku masyarakatnya (warabbun ghafur). Suatu tindak
keteladanan seseorang yang kemudian membudaya menjadi tradisi baik, akan
menjadi sumber pahala yang tak pernah putus sepanjang peradaban baik tersebut
masih berjalan.
Rasul
saw., menyampaikan dalam riwayat imam Muslim ra, “man sanna sunatan
hasanatan falahu ajruha wa ajru man amilabiha ba’dahu min ghairi ‘an yanqusa min
ujurihim syai’un”. Barang siapa melakukan tindakan yang baik, dia akan
memperoleh pahala dan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit
pun pahala orang-orang yang mengikutinya. Menciptakan peradaban baik, adalah sumber
pahala yang tak pernah putus dari praktek sosial masyarakat. Satu tindakan baik
kita yang menjadi tradisi baik, merupakan sumber pahala jariyah kita yang tak
pernah putus. Gajah mati meninggalkan gading, macan mati meninggalkan belang
dan manusia mati meninggalkan budi baiknya.
Sumber
lainnya adalah jariyah bi’ah, atau jariyah lingkungan. Yaitu menciptakan
lingkungan yang memberikan kemaslahatan bagi manusia, binatang, ekosistem, konservasi
air tanah, ketersediaan oksigen (O2) dan unsur lingkungan lainnya. membiarkan
kerusakan lingkungan bagian dari kontribusi fasadun fi al-ardh. Dijelaskan
dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, “Tiada seorang Muslim yang
menanam pohon atau menebar bibit tanaman, lalu dimakan oleh burung atau
manusia, melainkan ia akan bernilai sedekah bagi penanamnya.”
Orang
yang menanam pohon atau biji, ketika tumbuh besar dan berbuah kemudian baginya pahala
yang tak pernah putus selama pohon yang ditanamnya memberikan manfaat. Kita hitung
kasar manfaat satu pohon dewasa. Dalam satu lembar daun paling tidak mengeluarkan
5 mililiter O2/Jam. Pada mohon tersebut hidup, semut, ulat, dan serangga, yang dapat
mengundang burung untuk datang mencari makan. Bila pohon berbuah, akan
mengundang burung, kelelawar, lalat buah, dan manusia sebagai penikmat buah
tersebut. Akar pohon menyimpan air tanah, dan memberikan kehidupan organisme
dalam tanah seperti cacing dan bakteri pembusuk tatkala daun-daun berguguran. Dan
masih banyak kemanfaatan lain dari satu pohon yang kita tanam.
Dari
sumber-sumber pahala jariyah di atas, kiranya kita dapat melakukan satu
diantaranya dalam sepanjang umur kita, sedekah jariyah, menyampaikan ilmu, jariyah
sosial dan jariyah bi’ah atau lingkungan. Jalani semua atas dasar keasadaran sebagai
manusia yang memilki tanggung jawab di bumi (khalifah fil ardl) yang memiliki
dasar agama dan pengetahuan yang untuk kemaslahatan ummat.