![]() |
Jamaah Haji Menuju Jamarat 2019 |
Di hari kedua,
sepasang pengantin yang menua bersama dengan semangat berangkat untuk jamarat (jumratul wustha) dari
mulai berangkat saya tidak melepaskan pandangan saya dari sepasang orang tua
tersebut. Sekembali menuju tenda kita, saya berjalan di belakang kedua orang
tersebut, sambil sesekali memastikan kondisi pasangan tua harmonis tersebut.
Saya :
“masih kuat, Bapak?”
Bapak :
“siaap, masih kuat Mas”, sambil menunjukkan tangan terkepal.
Kedua orang tersebut berjalan semangat dan
bahagia mampu menyelesaikan
jumratul wustha, ada kebanggan nampak di
raut wajah keduanya. Saya dekati
kembali, dan bertanya:
Saya : “masih kuat, Bapak? Bila lelah, istirahat dulu nanti dilanjutkan kembali”
Bapak : “tidak apa-apa, mas. Insyaallah masih kuat sampai tenda”
Setelah ketiga kalinya saya bertanya, jamaah dari berbagai negara
tumplek-plek, dan saya kehilangan pasangan harmonis tersebut. Sambil
berjalan, mata saya mengawasi dalam keramaian mencari mereka, hingga berputar
kembali menuju tenda kami tidak menemukan Bapak tersebut. Setelah cukup
lama bertanya-tanya, bertemu bapaknya dan nampak bapak tersebut kelelahan
sambil kipas-kipas.
Saya : “Kok
baru sampai, Bapak?”
Bapak : “iya
mas, saya nyasar sampai ke tenda-tenda orang Malaysia, Thailand, dan
Piliphine”. Saya duduk kecapekan, bertemu
dengan orang Indonesia diantar
kembali ke tenda”
Saya : “hehehe….”,
saya tertawa kecil sambil mengingat, kejujuran orang tua ini pun bisa
menyasarkan, selembut itu dibaca lain oleh
Allah.
“Baik, Bapak. Yang penting sudah sampai, tetap jaga kesehatan dan terus semangat
beribadah”
Saya duduk termenung, ada apa dengan semangat pasangan itu? Mungkinkah terbersit rasa percaya diri yang menihilkan Tuhan dalam semangatnya? Atau disorientasi karena crowded, dan berada di tempat baru, sehingga lupa rute jalan. Kita harus tetap menyertakan Tuhan dalam ucapan, perasaan dan tindakan, menghindari sombong, riya’ dan perasaan lain yang menihilkan Tuhan. Saat di Mina, hafalkan rute dan tandai saat berangkat agar kembali pulang tidak tersesat.