Rabu, 15 Februari 2017

Agama Tanpa Nyawa, Seperti Suara Melewati TOA

Anda mengupas ilmu dan ketinggian derajat karenanya, namun anda biarkan pendidikan di sekitar anda tak berkualitas untuk meningkatkan derajat anak-anak didiknya.

Anda mengupas thaharoh, sementara anda membutakan diri setiap hari melewati lingkungan yang kumuh. Membiarkan orang-orang membuang sampah sembarangan.

Anda mengupas shalat dan manfaatnya, bahkan seringkali menjadi imam. Namun anda tak bisa merapatkan barisan umat di luar shalat, mereka dihujat dianggap tidak taat padahal sang imam khianat.

Anda mengupas kewajiban zakat dan anjuran infak serta sedekah, anda sendiri berharap upah saat ceramah. Mengapa anda tidak membuatkan wadah ?

Anda membahas puasa dan faedahnya, namun anda tak rela mengencangkan ikat pinggang dan mengulurkan tangan memberi makan yang membutuhkan.

Anda membicarakan riba dan ancamanya, namun membiarkan tetangga dan jamaah mempraktekannya tanpa mencegahnya dengan pinjaman lunak atau sedekah untuk mereka.

Ceramah menguap, agama tanpa nyawa, dan anda tanpa rupa. Tak ubahnya suara melewati Toa, begitu pula islam hanya lewat dari mulut anda, terdengar ada suara dan hilang menguap mengudara.

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...