Jumat, 09 Juli 2021

Sepuluh Malaikat Perjalanan Kehidupan Manusia Yang Diimani

Kita diwajibkan mengimani adanya Malaikat Allah. Dari ribuan malaikat hanya sepuluh nama yang patut kita kenal. Sepuluh malaikat tersebut adalah Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Munkar-Nakir, Rakib-Atid, Malik dan Ridwan. Sepuluh nama tersebut bila kita cermati, merupakan perjalanan kehidupan kita. Jibril disimbolkan sebagai penyampai wahyu. Wahyu adalah Alquran (bagi muslim), sebagai hidayah (ilmu) yang prosesinya sudah dilakukan Kanjeng Nabi Muhammad. Allah mengutus jibril menyampaikan kepada Nabi Saw., kemudian disampaikan kepada kita umat Islam. Mikail disimbolkan sebagai malaikat pembagi rizki. Tiap saat manusia diberikan karunia oleh Allah Swt., sejak dia diutus dalam bentuk bakal manusia hingga mati.

Israfil merupakan malaikat yang memberikan life warning kepada manusia sebelum didatangi Izrail. Suara terompet Israfil sebagai simbol bahwa life warning tersebut telah disampaikan dalam bentuk lemahnya tenaga, memutihnya rambut, keriputnya kulit, tidak utuhnya gigi, dan lainnya yang merupakan simbol penuaan. Dalam skala besar dunia, maka terompet sangkakala dalam bentuk kerusakan-kerusakan dunia yang dapat kita lihat dan rasakan atas tindakan manusia.

Setelah terompet pemberitahuan sudah tersampaikan, kemudian Izrail akan menghentikan segala aktivitas sesuai waktu yang telah ditentukan. Artinya, meskipun Allah bisa melakukan tindakan seenak-Nya atas makhluk ciptaan-Nya namun tetap tertib. Bahkan dalam hal menghentikan kehidupan seseorang, Allah pun sudah memberitahukan bahwa kehidupannya akan berakhir. Hal lain bila yang bersangkutan tidak memahami pesan-pesan Israfil yang disampaikan sebelum kedatangan Izrail.

Allah juga mengutus Rakib-Atid yang melakukan pencatatan aktivtas manusia. Ibarat manusia sebagai gadget, maka Rakib-Atid adalah memory card-nya. Bila memory card dapat terinveksi oleh virus dan rekaman tersebut tak bisa dibaca, maka berbeda dengan Rakib-‘Atid yang tak bisa diretas oleh virus apapun. Catatan Rakib-’Atid akan menjadi bukti yang sangat valid atas perbuatan manusia dari mulai krenteging ati, terlintas dalam pikiran hingga diwujudkan dalam tindakan tercatat lengkap oleh Rakib dan Atid.

Munkar-Nakir merupakan penjaga gerbang pertama sejak manusia dihentikan aktivitasnya. Ada jeda tanpa pencatatan Rakib-‘Atid sejak nyawa dicabut Izrail hingga masuk liang lahat sebagai pintu masuk barzakh.  Setelah masuk, si mayit akan ditanya Tuhannya. Ibarat seseorang yang akan mendapat jamuan, akan ditanya oleh penerima tamu tentang pengetahuannya terhadap Tuan Rumah. Bila dia tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan penerima tamu di gerbang barzakh, maka dia akan stay dan mendapatkan hukuman sebagai penyusup yang tidak mengetahui Tuannya. Bila si mayyit itu dapat menjawab pertanyaan penjaga gerbang barzakh, maka dia dipersilakan menunggu hingga waktu yang ditentukan. Si mayyit akan dijamu, ada wellcome drink, bisa menikmati fasilitas di barzakh bahkan memperoleh previlige untuk keluar tentunya bukan dalam bentuk pocong atau manusia utuh.

Setelah menunggu waktu yang ditentukan sambil menikmati nikmat atau siksa kubur, kemudian kita akan membawa bukti-bukti untuk menghadapi Pengadilan Agung. Kita akan membawa catatan-catatan yang diberikan oleh Rakib-‘Atid, ada anggota tubuh kita menjadi saksi objektif, dan ada para Nabi yang menjadi pembela untuk meringankan kita.

Bila sudah diputuskan Sang Hakim Maha Agung, maka kita akan diberi salam oleh Ridhwan atau diseret dan dilempar oleh Malik. Ridhwan memberikan salam, “salamun alaikum thibtum fadkhuluha khalidin”, dan kita akan dipersilakan masuk menuju pintu-pintu yang disediakan sesuai kelas surga. Sedangkan bila bertemu dengan Malik, maka kita akan diseret sebab neraka tak memilliki pintu. Andai ada pintu, pasti kita akan minta kuncinya agar bisa melarikan diri.

Nah, mengimani sepuluh malaikat bukan hanya hafal nama-nama mereka, malainkan harus mengetahui dan memahami sosok malaikat yang tak pernah bermaksiat atau inkar atas perintah Allah Swt. Kita harus tuntas dengan Jibril, bertahap mempelajari wahyu yang sudah dicontohkan oleh Nabi Saw, sahabat, tabiin, tabi’ut tabiin, dan para ualama. Kita harus mensyukuri atas karunia yang dihantarkan Mikail kepada kita. Kita juga harus titen terhadap bunyi terompet Isrofil, dan mempersiapkan suguhan yang enak buat Izrail saat menjemput kita.

Kita juga harus familiar dengan Rakib dan Atid. Dengan mengetahui tugas mereka mencatat seluruh aktivitas akal, hati dan lisan serta gerak seluruh anggota tubuh. Harus dapat menyediakan stip penghapus catatan buruk kita, memperbanyak catatan kebaikan dan pandai mensiasati akhir hayat kita sehingga mencapai husnul khatimah. Kita juga harus mempersiapkan reflek jawaban pertanyaan Munkar-Nakir. Jawaban reflek akan keluar bila kita membiasakan Allah dan Nabi dalam lisan, hati dan pikiran kita. Alquran terbiasa dibaca, dipahami kandungannya serta dikerjakan perintah-Nya. Dan pegang erat-erat kunci pintu yang dijaga Ridhwan, jangan sampai hilang hingga kita harus diseret oleh Malik. Sebab, meski kita diberikan kunci tersebut kadang kita terlena dan lupa letak kuci tersebut disimpan.

 Bekasi, 09/07/2021

Abdul Basid.

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...