Kita diwajibkan mengimani adanya Malaikat Allah. Dari ribuan malaikat hanya sepuluh nama yang patut kita kenal. Sepuluh malaikat tersebut adalah Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Munkar-Nakir, Rakib-Atid, Malik dan Ridwan. Sepuluh nama tersebut bila kita cermati, merupakan perjalanan kehidupan kita. Jibril disimbolkan sebagai penyampai wahyu. Wahyu adalah Alquran (bagi muslim), sebagai hidayah (ilmu) yang prosesinya sudah dilakukan Kanjeng Nabi Muhammad. Allah mengutus jibril menyampaikan kepada Nabi Saw., kemudian disampaikan kepada kita umat Islam. Mikail disimbolkan sebagai malaikat pembagi rizki. Tiap saat manusia diberikan karunia oleh Allah Swt., sejak dia diutus dalam bentuk bakal manusia hingga mati.
Israfil merupakan malaikat yang memberikan life warning
kepada manusia sebelum didatangi Izrail. Suara terompet Israfil sebagai simbol
bahwa life warning tersebut telah disampaikan dalam bentuk lemahnya tenaga,
memutihnya rambut, keriputnya kulit, tidak utuhnya gigi, dan lainnya yang merupakan
simbol penuaan. Dalam skala besar dunia, maka terompet sangkakala dalam bentuk
kerusakan-kerusakan dunia yang dapat kita lihat dan rasakan atas tindakan
manusia.
Setelah terompet pemberitahuan sudah tersampaikan, kemudian Izrail
akan menghentikan segala aktivitas sesuai waktu yang telah ditentukan. Artinya,
meskipun Allah bisa melakukan tindakan seenak-Nya atas makhluk ciptaan-Nya
namun tetap tertib. Bahkan dalam hal menghentikan kehidupan seseorang, Allah
pun sudah memberitahukan bahwa kehidupannya akan berakhir. Hal lain bila yang
bersangkutan tidak memahami pesan-pesan Israfil yang disampaikan sebelum
kedatangan Izrail.
Allah juga mengutus Rakib-Atid yang melakukan pencatatan
aktivtas manusia. Ibarat manusia sebagai gadget, maka Rakib-Atid adalah memory
card-nya. Bila memory card dapat terinveksi oleh virus dan rekaman tersebut
tak bisa dibaca, maka berbeda dengan Rakib-‘Atid yang tak bisa diretas oleh
virus apapun. Catatan Rakib-’Atid akan menjadi bukti yang sangat valid atas perbuatan
manusia dari mulai krenteging ati, terlintas dalam pikiran hingga
diwujudkan dalam tindakan tercatat lengkap oleh Rakib dan Atid.
Munkar-Nakir merupakan penjaga gerbang pertama sejak manusia
dihentikan aktivitasnya. Ada jeda tanpa pencatatan Rakib-‘Atid sejak nyawa
dicabut Izrail hingga masuk liang lahat sebagai pintu masuk barzakh. Setelah masuk, si mayit akan ditanya
Tuhannya. Ibarat seseorang yang akan mendapat jamuan, akan ditanya oleh
penerima tamu tentang pengetahuannya terhadap Tuan Rumah. Bila dia tidak bisa
menjawab pertanyaan-pertanyaan penerima tamu di gerbang barzakh, maka dia akan
stay dan mendapatkan hukuman sebagai penyusup yang tidak mengetahui Tuannya.
Bila si mayyit itu dapat menjawab pertanyaan penjaga gerbang barzakh, maka dia dipersilakan
menunggu hingga waktu yang ditentukan. Si mayyit akan dijamu, ada wellcome
drink, bisa menikmati fasilitas di barzakh bahkan memperoleh previlige
untuk keluar tentunya bukan dalam bentuk pocong atau manusia utuh.
Setelah menunggu waktu yang ditentukan sambil menikmati nikmat
atau siksa kubur, kemudian kita akan membawa bukti-bukti untuk menghadapi Pengadilan
Agung. Kita akan membawa catatan-catatan yang diberikan oleh Rakib-‘Atid, ada anggota
tubuh kita menjadi saksi objektif, dan ada para Nabi yang menjadi pembela untuk
meringankan kita.
Bila sudah diputuskan Sang Hakim Maha Agung, maka kita akan diberi
salam oleh Ridhwan atau diseret dan dilempar oleh Malik. Ridhwan memberikan
salam, “salamun alaikum thibtum fadkhuluha khalidin”, dan kita akan
dipersilakan masuk menuju pintu-pintu yang disediakan sesuai kelas surga.
Sedangkan bila bertemu dengan Malik, maka kita akan diseret sebab neraka tak
memilliki pintu. Andai ada pintu, pasti kita akan minta kuncinya agar bisa
melarikan diri.
Nah, mengimani sepuluh malaikat bukan hanya hafal nama-nama
mereka, malainkan harus mengetahui dan memahami sosok malaikat yang tak pernah
bermaksiat atau inkar atas perintah Allah Swt. Kita harus tuntas dengan Jibril,
bertahap mempelajari wahyu yang sudah dicontohkan oleh Nabi Saw, sahabat, tabiin,
tabi’ut tabiin, dan para ualama. Kita harus mensyukuri atas karunia yang
dihantarkan Mikail kepada kita. Kita juga harus titen terhadap bunyi
terompet Isrofil, dan mempersiapkan suguhan yang enak buat Izrail saat menjemput
kita.
Kita juga harus familiar dengan Rakib dan Atid. Dengan
mengetahui tugas mereka mencatat seluruh aktivitas akal, hati dan lisan serta gerak
seluruh anggota tubuh. Harus dapat menyediakan stip penghapus catatan buruk
kita, memperbanyak catatan kebaikan dan pandai mensiasati akhir hayat kita
sehingga mencapai husnul khatimah. Kita juga harus mempersiapkan reflek jawaban
pertanyaan Munkar-Nakir. Jawaban reflek akan keluar bila kita membiasakan Allah
dan Nabi dalam lisan, hati dan pikiran kita. Alquran terbiasa dibaca, dipahami
kandungannya serta dikerjakan perintah-Nya. Dan pegang erat-erat kunci pintu
yang dijaga Ridhwan, jangan sampai hilang hingga kita harus diseret oleh Malik.
Sebab, meski kita diberikan kunci tersebut kadang kita terlena dan lupa letak
kuci tersebut disimpan.
Abdul Basid.