![]() |
Gb. Makan Bersama |
Banyak istilah
makan bersama di nusantara seperti botram (Sunda), bancakan (Jawa), ngaliwet
(Jawa/Sunda), bajamba/barapak (Minang), patita (Maluku), megibung (Bali), Babarit
(Kuningan Jawa Barat), binarundak (Sulawesi Utara), baseprah (Kutai), bagawa
(Belitung), dan mungkin ada istilah lainnya. Dalam islam kita mengenal walimah,
yang artinya jamuan makan bersama. Ada walimah al-ursy (pernikahan), walimah
alkhitan (sunatan), dan walimah safar (sebelum berhaji).
Makan adalah
hal yang biasa dilakukan setiap manusia, hanya berbeda menu dan frekuensi serta
tempatnya. Orang kaya merasa nikmat saat makan tahu-tempe pecak sambal dan ikan
asin. Orang tak berpunya, merasa enak saat makan sate, gule dan opor ayam. Makan
makanan yang tak biasanya akan sangat luar biasa. Begitu pula, makan sendiri
dengan bersama-sama akan berbeda suasana dan cara menikmatinya. Makan bersama
biasa dilakukan oleh rasulullah saw., dengan mengajak orang lain makan beserta
beliau atau memberikan makanan bagi tetangga atau orang-orang yang lapar.
Lapar bukan
diceramahi untuk sabar dan menganjurkan berpuasa, melainkan diberi makanan untuk
mengganjal perut dan menjadi sumber tenaga untuk bekerja. Alquran mengancam
bagi orang-orang yang abai memberikan makan terhadap orang yang kelaparan,
lebih-lebih berada dalam lingkungan masyarakat kita.
Memberi makan
bukan bermakna konsumtif saja, namun dapat membuat mereka berdaya dari papa
menjadi mulia. Membebaskan orang-orang yang bergantung pada meminta belas kasih
orang. Memberi makan dalam skala lebih luas memberdayakan mereka untuk menjadi
pedagang, pengusaha, berpendidikan dan menjadi terhormat karena usahanya serta
menjadikan mereka sebagai muzakki (orang yang berzakat), bukan mustahiq lagi.
Makan bersama juga
menghiasi dalam tradisi keagamaan seperti tahlilan, manaqiban, maulidan, haulan,
peringatan hari besar Islam dan lainnya. Setelah selesai baca dzikir, shalawat
dan ayat Alquran serta mendengarkan mauidhatul hasanah kemudian makan bersama. Makan
yang biasa menjadi memiliki nilai, terdapat latihan diri berdzikir dan pembelajaran.
Dengan berlatih dzikir, kita dapat belajar mengingat Allah swt dan dengan
taklim kita terbebas dari dosa kewajiban mencari ilmu. Makan juga banyak digunakan
untuk menyelesaikan persoalan bangsa dan negara melalui diplomasi meja makan.
Bekasi, 18 Juni 2024