Minggu, 02 Februari 2025

Isra' Mi'raj Kita

Rajab telah berkahir, dan menjejaki Sya’ban yang merupakan bulannya Nabi, seperti dalam hadits Rajab syahrullah, wasya’ban syahriy, wa Ramadhan syahru ummatiy. Untuk mencapai ramadhan mubarok dan bermakna, kita harus menyiapkan diri paling tidak sejak bulan Rajab dengan ibadah dan memperbanyak sunnah serta kebutuhan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya sehingga di Ramadhan fokus beribadah meraih kemenangan yang sebenarnya.

Tiap bulan Rajab kita akan mendengar ceramah atau taushiyah tentang isra’ mi’raj dan kupasan shalat sebagai hadiah dari mi’rajurrasul. Surat Isra’ ayat 1 menjadi landasan cerita tentang diperjalankan nabi pada malam hari dari masjid al-haram ke masjid al-aqhsa, kemudian mi’raj hingga sidratil muntaha dan mendapatkan perintah shalat lima waktu (baca: Isra’-Mi’raj).

Hidup sejatinya dari tempat satu ke tempat yang lainnya adalah sujud atau tunduk pada Allah swt., dengan shalat serta dampak dalam kehidupan. Masjid berarti tempat (isim makan), dimana pun kita berada baik di pasar, rumah, terminal, transportasi, dan segal hal wal makan diperintahkan untuk sujud atau tunduk pada aturan-aturan Allah swt. Masjid tidak dimaknai sebagai tempat shalat, melainkan tempat sujud ketundukan.

Sujud secara fisik yang nampak adalah shalat lima waktu yang memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial diri dalam berinteraksi di segala bidang. Setelah sujud secara fisik, manusia harus menghadirkan ketundukan secara batiniah, ketundukan pikiran (sujud al-fikri) dan hati (sujud al-qalbi) tidak melenceng dari Allah swt.

Sujud al-fikri lebih kepada menggunakan potensi kritis dan akal untuk menghasilkan pikiran yang positif dalam membangun tatanan sosial masyarakat. Sedangkan sujud hati (sujud al-qalbi) mengelola hati untuk tunduk kepada Allah dan terhindar dari hal-hal yang menggoyahkan dari selain-Nya.

Sidratil Muntaha adalah simbol saat kita diperjalankan oleh Allah dari tempat ke tempat di bumi tetap tunduk (sujud) hingga akhir kehidupan kita, maka kita akan sampai dan bertemu Allah swt. Yang kemudian disebutkan bahwa shalat merupakan mi’rajnya orang mukmin, tidak kemudian setiap kita shalat bisa wushul dan bertemu dengan Allah swt (abdul basid).

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...