Kamis, 01 Januari 2015

Perayaan Tahun Baru: Surga, Neraka atau Tak Memilih Keduanya

Di jalan-jalan dipenuhi orang berkendara menuju tempat perayaan pergantian tahun, prat-pret terdengar suara terompet. Ramai lalu-lalang kendaraan berpawai keliling, menyatu suara kenalpot motor membuat bising bagi mereka yang tak menikmatinya. Sebagian telah berada di atas panggung untuk menghibur, duduk-duduk di pojokan sepi berduaan sambil memadu kasih.
Fenomena ini menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang terompet, jagung bakar, ikan, ayam dan pisang kepok. Mampir juga kepada para penjaja kenikmatan yang meraup keuntungan atas pesta perayaan. Yang pengen gratisan, anak gadis orang hilang keperawanan dan yang tak gadis pun dibuat berulang-ulang atas nama perayaan.
Boleh saja sekedar ikut bahagia atas ramainya pesta, buka lapak di depan rumah untuk bakar jagung, ayam, ikan, atau pisang sambil mendengarkan musik atau nonton televisi sebagai bentuk keakraban keluarga dan hidup bertetangga.
Ramai bersimpangan rombongan, berbaju putih dan berpeci, seakan optimis mengawali hari dengan kebaikan diri. Berdzikir bersama, selawat dan mengaji sebagai bentuk refleksi diri. Mengisi ruang kosong untuk beribadah pada ilahi.
Kita tak bisa menilai mereka ahli surga atau neraka atas perbuatannya, karena semua itu hak Tuhan untuk menilai dan memberi hadiah atau menghukumnya. Atau bahkan memuji yang berdzikir, selawat dan mengaji atau mengutuk mereka mereka yang pawai, berkumpul ramai-ramai, atau mereka yang memuaskan nafsu diri. Atau mengapresiasi mereka yang dirumah, berkumpul dengan keluarga dan tetangga, aku tak memilih keduanya.
Andai kita bisa berbaur dengan mereka dan memberikan hadiah fateha seraya berdoa kepada Alllah swt., maka aku lebih memilihnya. Bukan karena doaku mustajabah, melainkan aku tak punya banyak harta untuk sedekah. Surga dan neraka bukan urusan kita karena itu aku tak bisa memilihnya.
DZ al Qishud, Jakarta: 01/01/15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...