“Doel, saya dibidngah-bidngahkan bahkan dituduh syirik dan dianggap doa
saya terhadap simbok ga sampai. Bener ga Doel?”, Rasbo mengadu pada
Doel Zemprull sepulang ziarah kubur simboknya.
“Kok kamu ga percoyo dengan dhawuhe Kiai Ahmad, Bo?” Malah kamu gampang ragu dengan pernyataan mereka. Mbok kamu itu punya prinsip dalam menjalankan perintah-perintah agama. selain itu kamu juga harus melibatkan rosomu, ojo mung anggo utek lan emosi.”, Doel coba menenangkan Rasbo.
"Misale, saat melewati kuburan, ngopo Koen harus “uluk salam” dengan kalimat “assalamualaikum ya ahlil kubur, fainna insyaallahu bikum lahiqqun”. Artine: “kesalamatan untuk kalian wahai ahli kubur, sok mben Insyaallah aku nyusul”. Selain ndungake pada si mati, kita harus sadar eling mati.
“Iku kan cuma uluk salam, Doel. Memang ada perintahnya!?”, sanggah Rasbo.
“Uonoo!!.....", namun Doel tidak menunjukkan dalilnya, tapi melanjutkan obrolannya.
"Boo, amal ibadah kita serentak terhenti saat kita tercabut nyawanya, kecuali tiga, sedekah jariyah, ilmu bermanfaat dan anak yang shaleh yang mendoakan kita. Pahala ketiga amaliyah tersebut akan mengalir meskipun kita telah bersemayam di kuburan, hingga tiga aset amaliyah kita tidak bermanfaat lagi”, Doel menyitir hadis dalam menjelaskan tiga amaliyah tersebut.
“Piye, yen ra duwe kabeh!!?”, tanya Doel Zemprull pada Rasbo.
“Kita hanya berharap dicawel pada doa yang dibaca, “.....muslimiin-muslimaat, mukminin-mukminaat”. Awak dewe bakal rebutan, koyo rebutan jajan. Seberapa yang akan kita dapatkan, Bo!!? Teruuuss,....opo Islame ndewe wes genah?”, Doel masih coba menjelaskan dengan berbagai analogi.
"Beruntung, mereka yang sholeh dan sholehah, karena tiap bacaan tahiyat mereka disebut “...assalamu ‘alaina wa’ala ‘ibadillahi ash-shalihin” dan didoakan oleh seantero dunia,...... lah, kita!?”, Doel menanyakan ke-genahan keislaman orang-orang Pagemblungan.
“Truss,..opo sik mok andalno!?”, tanya Doel lagi pada Rasbo.
“Mbuh, Doel,...piye, aku mumet”, jawab Rasbo.
“Kita bisa berharap pada anak-anak kita yang ziarah koyo sampean, meskipun Islame rung genah, sholeh yoo ora.......Awak dhewe iso ngundang tonggo tahlilan, sedekah/infak/wakaf nggo mayit, dan usaha kita untuk selalu ngaji agar menjadi wong apik”, jelas Doel.
“Yen ra duwe kuaabeh, yooo ...nunggu uwong lewat, yang melas sama kita dan memberi salam orang tersebut bisa merasakan penderitaan kita di dalam kubur seperti halnya Nabi yang mampu merasakan tangisan penderitaan dari dalam kubur dan mendoakan mereka. Makanya, kalau kita lewat kuburan sempatkan uluk salam, Bo...ngunu”, Doel menuntaskan penjelasannya.
“Mbuh kabeh, Doel. Iku wae jik dibilang bidngah”, keluh Rasbo.
“Yen awakmu ra percoyo,....yo wis!!, nyacak dewe MATI MODAROOO konooo....sisan wong sing mbidngah-mbidngahne sampean kon nyacak mati ben ngrasake piye susahe nang jero kubur”, jawab Doel kesel.
“Halah,...awakmu yo rung tau mati kok!!”, Rasbo gerutu.
“Isuk-isuk koen wes ngajak gelut, Booo,.....meskipun aku rung tau mati, aku percoyo apa yang disampaikan Kiai Ahmad dan para kiai lainnya. lhaa,...awakmu, ra NGGENAH”., Doel akhirnya meninggalkan Rasbo untuk nyari sarapan.
Ditulis pada tanggal 07/04/2018
“Kok kamu ga percoyo dengan dhawuhe Kiai Ahmad, Bo?” Malah kamu gampang ragu dengan pernyataan mereka. Mbok kamu itu punya prinsip dalam menjalankan perintah-perintah agama. selain itu kamu juga harus melibatkan rosomu, ojo mung anggo utek lan emosi.”, Doel coba menenangkan Rasbo.
"Misale, saat melewati kuburan, ngopo Koen harus “uluk salam” dengan kalimat “assalamualaikum ya ahlil kubur, fainna insyaallahu bikum lahiqqun”. Artine: “kesalamatan untuk kalian wahai ahli kubur, sok mben Insyaallah aku nyusul”. Selain ndungake pada si mati, kita harus sadar eling mati.
“Iku kan cuma uluk salam, Doel. Memang ada perintahnya!?”, sanggah Rasbo.
“Uonoo!!.....", namun Doel tidak menunjukkan dalilnya, tapi melanjutkan obrolannya.
"Boo, amal ibadah kita serentak terhenti saat kita tercabut nyawanya, kecuali tiga, sedekah jariyah, ilmu bermanfaat dan anak yang shaleh yang mendoakan kita. Pahala ketiga amaliyah tersebut akan mengalir meskipun kita telah bersemayam di kuburan, hingga tiga aset amaliyah kita tidak bermanfaat lagi”, Doel menyitir hadis dalam menjelaskan tiga amaliyah tersebut.
“Piye, yen ra duwe kabeh!!?”, tanya Doel Zemprull pada Rasbo.
“Kita hanya berharap dicawel pada doa yang dibaca, “.....muslimiin-muslimaat, mukminin-mukminaat”. Awak dewe bakal rebutan, koyo rebutan jajan. Seberapa yang akan kita dapatkan, Bo!!? Teruuuss,....opo Islame ndewe wes genah?”, Doel masih coba menjelaskan dengan berbagai analogi.
"Beruntung, mereka yang sholeh dan sholehah, karena tiap bacaan tahiyat mereka disebut “...assalamu ‘alaina wa’ala ‘ibadillahi ash-shalihin” dan didoakan oleh seantero dunia,...... lah, kita!?”, Doel menanyakan ke-genahan keislaman orang-orang Pagemblungan.
“Truss,..opo sik mok andalno!?”, tanya Doel lagi pada Rasbo.
“Mbuh, Doel,...piye, aku mumet”, jawab Rasbo.
“Kita bisa berharap pada anak-anak kita yang ziarah koyo sampean, meskipun Islame rung genah, sholeh yoo ora.......Awak dhewe iso ngundang tonggo tahlilan, sedekah/infak/wakaf nggo mayit, dan usaha kita untuk selalu ngaji agar menjadi wong apik”, jelas Doel.
“Yen ra duwe kuaabeh, yooo ...nunggu uwong lewat, yang melas sama kita dan memberi salam orang tersebut bisa merasakan penderitaan kita di dalam kubur seperti halnya Nabi yang mampu merasakan tangisan penderitaan dari dalam kubur dan mendoakan mereka. Makanya, kalau kita lewat kuburan sempatkan uluk salam, Bo...ngunu”, Doel menuntaskan penjelasannya.
“Mbuh kabeh, Doel. Iku wae jik dibilang bidngah”, keluh Rasbo.
“Yen awakmu ra percoyo,....yo wis!!, nyacak dewe MATI MODAROOO konooo....sisan wong sing mbidngah-mbidngahne sampean kon nyacak mati ben ngrasake piye susahe nang jero kubur”, jawab Doel kesel.
“Halah,...awakmu yo rung tau mati kok!!”, Rasbo gerutu.
“Isuk-isuk koen wes ngajak gelut, Booo,.....meskipun aku rung tau mati, aku percoyo apa yang disampaikan Kiai Ahmad dan para kiai lainnya. lhaa,...awakmu, ra NGGENAH”., Doel akhirnya meninggalkan Rasbo untuk nyari sarapan.
Ditulis pada tanggal 07/04/2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar