Penceramah atau muballigh ya menyampaikan, ballighu anni walau ayah; sampaikan dariku walau satu ayat. Para guru, dosen dan pengajar hanya menyampaikan materi dan membimbing anak muridnya, pintar, cerdas dan bermanfaat menjadi urusan dan kewenangan Tuhan. Penceramah menyampaikan dan mengajak mustami’in untuk berbuat baik sesuai ajaran agama.
Ada istilah menyampaikan
cerita verbal atau omongan ngalor-ngidul di sekitar Pekalongan dan Batang
diistilahkan ndospok atau ngopot. Ndospok atau ngopot
bisa dipadankan dengan kata ndopok yang bisa diartikan dengan besar
mulut, atau omong besar nihil implementasi. Sifat tersebut sebagai bentuk kabura
maqtan indallahi an taqulu ma la taf’alun: besar kebencian Allah terhadap
perkataan yang tidak ada implementasinya.
Guru, dosen,
pelatih, dan pembelajar serta muballigh merendahkan diri, dengan mengatakan
obrolannya, ceramahnya, materinya sebagai omongan ngalor-ngidul yang mungkin
akan sia-sia atau mengkategorikan diri hanya ndospok atau ngopot saja.
Mereka tidak ingin mengatakan capaian yang tinggi, menyampaikan secara
sistematis sebagai bentuk proses edukasi.
Ndopok agar
tidak masuk kategori omong besar yang berpotensi dibenci Allah swt., harus
diikuti oleh implementasi. Atau apa yang telah disampaikan itu merupakan bagian
dari sesuatu yang sudah dilakukan atau sebagai pengalaman (experience)
lebih-lebih bisa diuji (scientif). Ndopok merupakan suatu tindakan “Jarkoni: iso
ngajar ga iso ngelakoni”, bisa menyampaikan materi (ilmu) tetapi tidak
menjalankannya atau tidak bisa mencontohkan.
Kita tidak
diperkenankan emosi dan melakukan tindakan yang tidak baik terhadap murid atau
mustamiin bila apa yang kita sampaikan tidak direspon dengan baik. Yang bisa
kita lakukan adalah menjalankan proses dengan benar dengan melibatkan Allah
dalam mencapai maksud dan tujuan pembelajaran yang kita lakukan.
Suatu kebenaran
dan kebaikan harus disampaikan, pemahaman, hidayah dan kesadaran merupakan
tugas Allah yang menggerakkan seluruh potensi yang ada pada diri manusia untuk
merespon pesan menjadi suatu pemahaman dan kesadaran untuk berubah menjadi
lebih baik. Meski demikian efektif bila seorang penceramah agama, pengajar,
pelatih dan profesi yang sama menjadi teladan baik bagi murid dan mustami’innya.
Bekasi, 22 Juni 2024
Abdul Basid al. Doelzemprull al-Q shod
Tidak ada komentar:
Posting Komentar