Sabtu, 22 Juni 2024

Kewajibanmu ya Ndospok, Ngopot lan Ojo Jarkoni

Penceramah atau muballigh ya menyampaikan, ballighu anni walau ayah; sampaikan dariku walau satu ayat. Para guru, dosen dan pengajar hanya menyampaikan materi dan membimbing anak muridnya, pintar, cerdas dan bermanfaat menjadi urusan dan kewenangan Tuhan. Penceramah menyampaikan dan mengajak mustami’in untuk berbuat baik sesuai ajaran agama.

Ada istilah menyampaikan cerita verbal atau omongan ngalor-ngidul di sekitar Pekalongan dan Batang diistilahkan ndospok atau ngopot. Ndospok atau ngopot bisa dipadankan dengan kata ndopok yang bisa diartikan dengan besar mulut, atau omong besar nihil implementasi. Sifat tersebut sebagai bentuk kabura maqtan indallahi an taqulu ma la taf’alun: besar kebencian Allah terhadap perkataan yang tidak ada implementasinya.

Guru, dosen, pelatih, dan pembelajar serta muballigh merendahkan diri, dengan mengatakan obrolannya, ceramahnya, materinya sebagai omongan ngalor-ngidul yang mungkin akan sia-sia atau mengkategorikan diri hanya ndospok atau ngopot saja. Mereka tidak ingin mengatakan capaian yang tinggi, menyampaikan secara sistematis sebagai bentuk proses edukasi.

Ndopok agar tidak masuk kategori omong besar yang berpotensi dibenci Allah swt., harus diikuti oleh implementasi. Atau apa yang telah disampaikan itu merupakan bagian dari sesuatu yang sudah dilakukan atau sebagai pengalaman (experience) lebih-lebih bisa diuji (scientif). Ndopok merupakan suatu tindakan “Jarkoni: iso ngajar ga iso ngelakoni”, bisa menyampaikan materi (ilmu) tetapi tidak menjalankannya atau tidak bisa mencontohkan.

Kita tidak diperkenankan emosi dan melakukan tindakan yang tidak baik terhadap murid atau mustamiin bila apa yang kita sampaikan tidak direspon dengan baik. Yang bisa kita lakukan adalah menjalankan proses dengan benar dengan melibatkan Allah dalam mencapai maksud dan tujuan pembelajaran yang kita lakukan.  

Suatu kebenaran dan kebaikan harus disampaikan, pemahaman, hidayah dan kesadaran merupakan tugas Allah yang menggerakkan seluruh potensi yang ada pada diri manusia untuk merespon pesan menjadi suatu pemahaman dan kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik. Meski demikian efektif bila seorang penceramah agama, pengajar, pelatih dan profesi yang sama menjadi teladan baik bagi murid dan mustami’innya.  

Bekasi, 22 Juni 2024
Abdul Basid al. Doelzemprull al-Q shod


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...