Sebagai
seorang mukmin harus mengimani adanya hari akhir atau qiyamat. Suatu
hari dimana proses kehidupan individu maupun jamak berakhir untuk mengawali
proses penegakan hokum Allah Yang Maha Adil. Akhir dari sebuah perjalanan bukanlah
tanpa proses (ujug-ujug ) tetapi ada kabar dan tanda-tanda sebelumnya.
Akhir
suatu kehidupan seseorang sudah diberikan tanda-tanda dengan munculnya uban,
berkurangnya kekuatan, satu-persatu jumlah gigi berkurang, kecantikan dan
kegantengan sudah tiada enak dipandang, dan berbagai tanda lainya.Sebelum
gunung meletus, gempa, tsunami dan bencana lainnya dirasa oleh binatang lebih
peka dari instinc manusia yang telah terlumuri dosa.
Hewan bermigrasi untuk
mencari keselamatan mereka, burung terbang mendengar gemuruh perut bumi namun
manusia terlena dengan nafsu serakahnya yang kadang meremehtemehkan tanda-tanda
tersebut. Qiyamat
bila dapat di bagi maka sebagai berikut; qiyamat individual, qiyamat local dan
qiyamat global. Matinya individu merupakan qiyamat individual, bencana alam
tsunami merupakan qiyamat local dan hancurnya dunia dan seisinya digolongkan
dalam qiyamat global.Dalam
qiyamat global diberitakan akan muncul Ya’juj Ma’juj dan Dajjal sebagai pihak dzulumat (symbol kekafiran
) dan Mahdi sebagi symbol penolong ( al Masih/Mesias ).
Ya’juj
a’juj yang akan memakan semua potensi alam hingga krisis dan habis sebagai
bentuk keserakahan manusia tanpa menimbang rasa syukur untuk control
keseimbangan, yang akan berbau busuk ke seantero jagad ( karena diberitakan ). Dajjal
yang merasa mempunyai surge dan neraka ( ala dia ) berpropaganda kepada seluruh
manusia dengan menawarkan surge dan neraka bentukannya yang berlawanan dengan
ajaran Tauhid Allah swt. Menipu manusia sehingga kafir diri dan mati tidak
dalam keadaan selamat ( peringatan : walaa tamuutunna illa wa antum muslimun
)
Dimana-mana
muncul bencana alam; dari tsunami, gunung meletus sampai rebut-ribut persoalan
ulat bulu. Digambarkan Matahari akan terbit dari barat, gunung-gununng
beterbangan seperti anai-anai. Matahari terbit dari barat merupakan sebuah
pengingkaran terhadap sunatullah, yang sekarang pun marak terjadi
pengingkaran manusia atas ciptaannya untuk mengabdi ( peringatan: wakholaqtul
jinna wal insa illaa liya’buduun ).
Lapisan
ozon menipis dan berlobang, panas matahari meningkat yang memicu suhu dibumi meningkat
pula, panas inti bumi bergolak karena suhu permukaan semakin tinggi, gunung
yang telah mati hidup lagi karena porfik ( lobang-lobang itu diisi oleh
magma-magma dari gejolak panas inti bumi ) sehingga satu persatu gunung meletus
seperti anai-anai.
Kehidupan
bumi mencari keseimbangan, iklim susah diidentifikasi yang kadang berubah
secara ekstrim, ekosistem berubah karena keserakahan manusia, tingkat
pencemaran karbondioksida memicu suhu permukaan bumi karena hutan dihabiskan,
akan lebih banyak serangga yang hidup dalam suhu panas yang cukup tinggi
sementara predator pemakan serangga telah dimakan kerakusan dan keserakahan
manusia ( peringatan: Laa tufsidu fil ardl ).
Bagaimana
manusia akan menghadapi kengerian qiyamat, apakah dapat kita tunda sedikit
saja? Bila Allah menghendaki tiada yang dapat mencegah. Namun manusia diberikan
kemampuan untuk berupaya kreatif
menghadapi tantangan hidup.
Qiyamat
adalah tantangan keniscayaan yang harus kita imani adanya, dengan menjadikan
diri sebagi insan shaleh ( bertakwa ), yang dapat memberikan rahmat bagi alam
semesta ( sesama dan makhluk lain
termasuk lingkungan ) semoga barang sejengkal saja dapat mengundur-lamakan
qiyamat atas karunia dan rahmat Allah swt.
Mari kita berpegang tauhid yang
kuat, menjadi insan yang taat ( Allah dan rasul-Nya ), berperilaku dengan
teladan nabi ( Muhammad saw ), menjadi individu yang bermanfaat, tidak berbuat fasad,
dapat mati dengan selamat, untuk mencapai nikmat dunia dan akhirat, yang
mungkin dapat mengundur-lamakan qiyamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar