Kamis, 30 Mei 2013

"Mengundur-Lamakan Qiyamat"

Sebagai seorang mukmin harus mengimani adanya hari akhir atau qiyamat. Suatu hari dimana proses kehidupan individu maupun jamak berakhir untuk mengawali proses penegakan hokum Allah Yang Maha Adil. Akhir dari sebuah perjalanan bukanlah tanpa proses (ujug-ujug ) tetapi ada kabar dan tanda-tanda sebelumnya. 


Akhir suatu kehidupan seseorang sudah diberikan tanda-tanda dengan munculnya uban, berkurangnya kekuatan, satu-persatu jumlah gigi berkurang, kecantikan dan kegantengan sudah tiada enak dipandang, dan berbagai tanda lainya.Sebelum gunung meletus, gempa, tsunami dan bencana lainnya dirasa oleh binatang lebih peka dari instinc manusia yang telah terlumuri dosa. 

Hewan bermigrasi untuk mencari keselamatan mereka, burung terbang mendengar gemuruh perut bumi namun manusia terlena dengan nafsu serakahnya yang kadang meremehtemehkan tanda-tanda tersebut. Qiyamat bila dapat di bagi maka sebagai berikut; qiyamat individual, qiyamat local dan qiyamat global. Matinya individu merupakan qiyamat individual, bencana alam tsunami merupakan qiyamat local dan hancurnya dunia dan seisinya digolongkan dalam qiyamat global.Dalam qiyamat global diberitakan akan muncul Ya’juj Ma’juj dan Dajjal  sebagai pihak dzulumat (symbol kekafiran ) dan Mahdi sebagi symbol penolong ( al Masih/Mesias ).

Ya’juj a’juj yang akan memakan semua potensi alam hingga krisis dan habis sebagai bentuk keserakahan manusia tanpa menimbang rasa syukur untuk control keseimbangan, yang akan berbau busuk ke seantero jagad ( karena diberitakan ). Dajjal yang merasa mempunyai surge dan neraka ( ala dia ) berpropaganda kepada seluruh manusia dengan menawarkan surge dan neraka bentukannya yang berlawanan dengan ajaran Tauhid Allah swt. Menipu manusia sehingga kafir diri dan mati tidak dalam keadaan selamat ( peringatan : walaa tamuutunna illa wa antum muslimun ) 

Dimana-mana muncul bencana alam; dari tsunami, gunung meletus sampai rebut-ribut persoalan ulat bulu. Digambarkan Matahari akan terbit dari barat, gunung-gununng beterbangan seperti anai-anai. Matahari terbit dari barat merupakan sebuah pengingkaran terhadap sunatullah, yang sekarang pun marak terjadi pengingkaran manusia atas ciptaannya untuk mengabdi ( peringatan: wakholaqtul jinna wal insa illaa liya’buduun ). 

Lapisan ozon menipis dan berlobang, panas matahari meningkat yang memicu suhu dibumi meningkat pula, panas inti bumi bergolak karena suhu permukaan semakin tinggi, gunung yang telah mati hidup lagi karena porfik ( lobang-lobang itu diisi oleh magma-magma dari gejolak panas inti bumi ) sehingga satu persatu gunung meletus seperti anai-anai. 

Kehidupan bumi mencari keseimbangan, iklim susah diidentifikasi yang kadang berubah secara ekstrim, ekosistem berubah karena keserakahan manusia, tingkat pencemaran karbondioksida memicu suhu permukaan bumi karena hutan dihabiskan, akan lebih banyak serangga yang hidup dalam suhu panas yang cukup tinggi sementara predator pemakan serangga telah dimakan kerakusan dan keserakahan manusia ( peringatan: Laa tufsidu fil ardl ). 

Bagaimana manusia akan menghadapi kengerian qiyamat, apakah dapat kita tunda sedikit saja? Bila Allah menghendaki tiada yang dapat mencegah. Namun manusia diberikan kemampuan untuk  berupaya kreatif menghadapi tantangan hidup. 

Qiyamat adalah tantangan keniscayaan yang harus kita imani adanya, dengan menjadikan diri sebagi insan shaleh ( bertakwa ), yang dapat memberikan rahmat bagi alam semesta ( sesama  dan makhluk lain termasuk lingkungan ) semoga barang sejengkal saja dapat mengundur-lamakan qiyamat atas karunia dan rahmat Allah swt.                

Mari kita berpegang tauhid yang kuat, menjadi insan yang taat ( Allah dan rasul-Nya ), berperilaku dengan teladan nabi ( Muhammad saw ), menjadi individu yang bermanfaat, tidak berbuat fasad, dapat mati dengan selamat, untuk mencapai nikmat dunia dan akhirat, yang mungkin dapat mengundur-lamakan qiyamat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...