
Untuk sukses hidup di dunia, kita harus menguasai ilmu tentang dunia seperti; ilmu pertanian, pertukangan, astronomi, biologi, kedokteran, matematika, manajemen, dan cabang ilmu lainnya. Termasuk di dalamnya, bisa hidup rukun, ndak bikin orang sakit ati, gotong royong, ngelmuni kemasyarakatan. Sehingga ilmu itu tidak dimonopoli oleh kita, atau dengan berilmu bukan semakin egois atau individualis seperti yang terjadi dalam masyarakat perkotaan.
Setelah hidup kita akan mati dan semua amaliyah kita akan dietung-etung (hisab) oleh Allah, apakah akan bahagia atau sengsara. Agar amaliyah hidup kita di dunia merupakan suatu amal yang diperhitungkan diakhirat juga harus menggunakan ilmu (agama). Dan untuk meraih keduanya ( dunia-akhirat ) juga harus menggunakan ilmu.
Kata Cak Nun, ngaji itu berakar dari kata Kaji dan Aji. Kaji dalam KBBI diartikan menelaah, mempertimbangkan, belajar, atau menguji. Pertimbangannya pada ranah kognitif saja, artinya hanya akal/pikiran yang dominan dalam meng(k)aji. Sedangkan ranah afektif dan psikomotorik terabaikan, itulah yang terjadi pada lembaga-lembaga pendidikan formal.
Ilmu yang hanya terletak di akal saja, maka kecenderungannya ya "ngakali", bagaiman mengutak-atik dengan akalnya untuk kepentingan-kepentingan syahwat duniawi. Bahkan yang sudah turun sampai ditenggorokan saja tak mampu membendung dirinya untuk menyalahkan atau mengakfirkan sesama muslimnya. Ilmu harus menjadi penerang hati ( ilmu nurun fil qalb ) sehingga akan termanifestasi dalam gerak kehidupannya.
Sedangkan Aji dalam KBBI diartikan berharga sekali dan dianggap bertuah (tt benda keramat); atau tidak ternilai kehormatan dan kedudukannya sehingga orang merasa wajib mengagungkan dan menghormati.
Artinya, dalam mencari ilmu sebisa mungkin kita bisa menjadi orang mulia. Untuk mulia, ya hendaknya jangan berbuat yang tidak dapat memuliakan kita, seperti korupsi, mencuri, berkata kotor dan keji, berbuat aniaya (dzolim), dan seabrek tindakan-tindakan yang mengarah pada ketidak-muliaan diri kita.
Mencari ilmu atau mengaji itu untuk kemuliaan diri kita dan orang lain. Paling tidak dalam mencari ilmu kita menjadi tidak bodoh atau tidak semakin bodoh sehingga gampang dibodohi. ( 28 Ramadhan 1435 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar