Jumat, 22 September 2017

Film Animasi Butuh Kehadiran Negara

Kontroversi anjuran nonton bareng (nobar) film Gestapu (Gerakan September Tiga puluh) oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjadikan Presiden angkat bicara untuk merekonstruksi film sejarah tersebut sesuai dengan generasi milenial saat ini. Bila tujuan rekonstruksi film Gestapu adalah bagian dari pendidikan sejarah melalui film untuk membangkitkan nasionalisme, cinta tanah air dan bangsa.  Selain film-film sejarah, negara juga harus hadir untuk menyajikan film-film keindonesiaan, seperti; kekayaan alam Indosia, ragam budaya, multikutural, gotong royong, kebhinekaan dan lain sebagainya.
Kita memiliki ragam kuliner, seperti; nasi padang, nasi goreng, soto, sate, konro, sego megono, nasi uduk, nasi lengko, ketoprak, bakso, dan segala macamnya yang harus diperkenalkan oleh anak-anak tentang kekayaan kuliner kita. Kita memiliki ragam kesenian daerah, tarian, wayang, ludruk, ketoprak, musik, lagu daerah dan lainnya. Kita memiliki kontruksi bangunan rumah adat yang berbeda antara suku-suku yang ada di Indonesia, termasuk pakaian adat, bahasa daerah yang berbeda-beda. Kekayaan yang dimiliki oleh kita bangsa Indonesia harus diperkenalkan kepada generasi bangsa sejak dini.
Film kartun atau animasi anak sangat menarik bagi anak-anak sebagai media pendidikan sejarah dan kebudayaan bangsa. Film kartun/animasi semacam Si Unyil yang diproduksi oleh PNFI harus direkonstruksi atau membuat film animasi baru untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsa sejak dini. Selama ini anak-anak menikmati tontonan animasi dari luar seperti Jepang, India, Malaysia, Amerika dan lainnya. Anak-anak mengetahui wayang, permainan tradisional, kekayaan alam dan kebudayaan dari tayangan Upin-Ipin. Usia dini sebagai golden age, sangat potensial untuk menyimpan memori dari pesan yang mereka lihat/tonton.
Saatnya negara hadir dalam misi pendidikan sejarah dan kebudayaan bangsa melalui film, sesuai dengan usia mereka. Di era digital ini, dimana anak-anak sudah memegang gadget, handpone, i-phone, dan media yang dapat mengakses internet untuk mengunduh aplikasi atau film dibandingkan dengan membaca buku-buku sejarah dan kebudayaan.
Negara dapat melibatkan anak-anak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan animasi untuk membuat film-film animasi nusantara sehingga biaya pembuatan film animasi lebih murah sebagai misi penanaman cinta tanah air dan bangsa melalui perfilman (animasi). (abdul basid; 22/09/2017)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...