Bulan Ramadhan adalah bulan mulia, dimana
dalam bulan tersebut terdapat satu malam setara dengan seribu bulan
dalam beribadah kepada Allah swt., yaitu Laila al-Qadar. Semua
umat islam berharap bertemu dengan malam tersebut dalam rangkaian malam
Ramadhan dengan memperbanyak peribadatan sunah. Banyak riwayat yang
mengatakan Laila al-Qadar akan turun pada malam-malam ganjil pada
sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.
Dengan apa kita menyambutnya ?
Bila malam tersebut adalah malam istimewa, maka kita pun harus menyiapkan jamuan-jamuan peribadatan yang istimewa pula sebagai ritual penyambutannya. Seperti halnya Nabi saw., para sahabat, tabiin, kyai, dan orang-orang khusus memperbanyak amalan ibadah pada sepuluh malam terakhir.
Bila malam tersebut adalah malam istimewa, maka kita pun harus menyiapkan jamuan-jamuan peribadatan yang istimewa pula sebagai ritual penyambutannya. Seperti halnya Nabi saw., para sahabat, tabiin, kyai, dan orang-orang khusus memperbanyak amalan ibadah pada sepuluh malam terakhir.
Apakah malam istimewa itu akan menemui orang-orang istimewa ?
Bila Laila al Qadar adalah malam sebagai pergantian siang, maka setiap muslim yang beribadah pada malam hari pada rangkaian malam bulan Ramadhan pasti akan mendapatkan malam tersebut. Namun bila malam tersebut adalah malam istimewa yang akan menemui orang-orang istimewa, maka tidak semua dari kita (muslim) akan menemuinya. Mereka totalitas berpuasa di siang hari, tidak hanya menahan makan dan minum saja melainkan totalitas menahan (membuang) apa yang menjadi keinginan dan pada malam harinya memperbanyak ibadah hingga subuh berkumandang.
Bila Laila al Qadar adalah malam sebagai pergantian siang, maka setiap muslim yang beribadah pada malam hari pada rangkaian malam bulan Ramadhan pasti akan mendapatkan malam tersebut. Namun bila malam tersebut adalah malam istimewa yang akan menemui orang-orang istimewa, maka tidak semua dari kita (muslim) akan menemuinya. Mereka totalitas berpuasa di siang hari, tidak hanya menahan makan dan minum saja melainkan totalitas menahan (membuang) apa yang menjadi keinginan dan pada malam harinya memperbanyak ibadah hingga subuh berkumandang.
Layakkah kita ditemuinya ?
Ibadah kita hanya alakadarnya, hanya terawih dan tadarus alakadarnya. Puasa kita juga alakadarnya, hanya menahan makna dan minum saja. Mungkin kita tidak akan ditemui Laila al Qadar, kita hanya akan ditemui oleh Laila al-(a)kadar, karena ibadah kita hanya alakadarnya tidak bersungguh-sungguh untuk layak bertemu Laila al-Qadar.
Ibadah kita hanya alakadarnya, hanya terawih dan tadarus alakadarnya. Puasa kita juga alakadarnya, hanya menahan makna dan minum saja. Mungkin kita tidak akan ditemui Laila al Qadar, kita hanya akan ditemui oleh Laila al-(a)kadar, karena ibadah kita hanya alakadarnya tidak bersungguh-sungguh untuk layak bertemu Laila al-Qadar.
Apakah kita akan berjumpa dengan Laila al-Qadar atau Laila al-(a)kadar ?
Selamat menyambut Laila, mana yang lebih pantas menjumpai kita sesuai dengan persembahan ritual penyambutan kita padanya.
Selamat menyambut Laila, mana yang lebih pantas menjumpai kita sesuai dengan persembahan ritual penyambutan kita padanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar