Dalam hidup kita harus ngelmuni makanan, kesehatan diri, dan kebutuhan ruhani. Bila kita makan nasi, maka kita harus mengetahui cara memasak nasi. Memasak nasi adalah keahlian dasar bagi setiap orang yang makan nasi, pembelajarannya dilakukan dengan disuruh-suruh orang tua untuk membantu masak nasi. Belum lagi diminta bantu menggoreng, ngulek bumbu, menyiangi ikan dan seterusnya untuk lauk nasi.
![]() |
Add caption |
Keterampilan dasar bertahan hidup (survivle) sudah diajarkan oleh orang tua kita.Nasi yang sisa (belum basi) tidak
dibuang, diolah kembali menjadi nasi goreng dimakan di pagi hari. Kalau tidak
dikeringkan menjadi aking, dibumbui digoreng jadi cemilan, disangrai
ditumbuk diberi gula menjadi amprut. Aking dikumpulkan bisa dijual untuk
makanan ternak. Mengolah beras menjadi makanan pokok tidak hanya menjadi nasi putih
hangat saja, ada nasi goreng, nasi uduk, nasi biryani, nasi kebuli, bubur lemu,
bubur halus, nasi kuning dan lainnya. Kreativitas mengolah makanan pokok
membuat kita tidak bosan menikmati nasi putih saja.
Pengetahuan tentang memasak nasi
mampu menciptakan lapangan kerja di seluruh pelosok tanah air. Ada penjual nasi
padang, warteg, lontong sayur, ketupat sayur, ketoprak, nasi kuning, bubur
ayam, bubur sumsum, nasi kebuli, nasi bakar, dan lainnya. Untuk lauknya,
terdapat soto dengan variannya, ayam dengan variannya, sate kambing, gulai, dan
lainnya. Sedangkan kudapan sebagai cemilan sangat banyak ragamnya, ada
nagasari, lemper, kue pukis, kripik-kripikan, roti, dan lainnya. Setelah makan
orang butuh minum, maka muncul teh dengan variannya, kopi dan variannya, es-esan,
dan lainnya.
Dengan memahami tentang pengolahan
makanan, cemilan dan minuman, kita tidak bergantung orang lain untuk menikmati makanan.
Dan kita bisa mengolah makanan dengan keterbatasan gocek yang kita miliki. Dengan
maraknya makanan instan atau mengandalkan “beli”, kita sudah mematikan naluri
surfivle kita dalam menyiasati kebutuhan makan kita.
Ngelmuni makanan tidak sekedar bagaimana memasak
makanan dengan segala variannya. Juga dapat memastikan makanan tersebut baik
(halal) dan dapat memenuhi kebutuhan tubuh kita (bergizi). Makanan yang baik,
adalah dicari dengan jalan yang baik (ma’ruf), dibelanjakan barang yang baik,
dan dimasmak dengan baik. Sedangkan makanan yang memenuhi kebutuhan kita adalah
makanan yang bergizi (tidak harus mahal) dan tidak berlebihan.
Dengan memahami cara mencari makanan
dengan baik, maka kita tidak akan melakukan cara yang batil dalam memeroleh
makanan. Tidak mencuri, mengambil sembarangan barang milik orang, tidak
koruptif, tidak menipu, dan cara-cara lainnya yang tidak dibenarkan oleh agama.
Setelah mendapatkan uang, kemudian dibelanjakan barang-barang yang tidak
dilarang oleh agama dan bergizi untuk dikonsumsi. Kenapa demikian?
Sebutir kurma yang tak halal, mampu
menghalangi doa-doa kita menmbus arsy’ apalagi setiap hari kita mengkonsumsi makanan
yang tak dperkenankan oleh agama baik cara memerolehnya, cara membelanjakannya,
dan cara mengolahnya hingga cara menikmatinya. Setelah makanan terhidang, kita harus
menggunakan tata cara sebagai bentuk syukur kita kepada Sang Pemberi (al-Razaq).
Memulai makan dengan berdoa dan mengakhirinya dengan hamdalah, berpakaian rapi,
tidak rakus, dan tetap menjaga etika makan.
Anda mengajarkan memasak kepada
anak-anak anda di rumah adalah bentuk mengajarkan kebutuhan dasar
mereka tentang makan dengan cara yang baik.
Bekasi, 16 Juli 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar