Setelah mengetahui
tentang apa yang dimakan, cara memasak, mencari, dan menikmati makanan, kita
juga harus mengetahui tentang kebutuhan dasar hidup kita lainnya, yaitu sehat
atau tidak sakit. Sehat akan memperlancar aktivitas kita, sedangkan sakit dapat
menghambatnya.
Saat kita
periksa ke dokter, kita akan ditanya; “apa sakitnya, Pak?”. pertanyaan ini
kadang menjadi anekdot. “Kalau saya tahu penyakitnya, saya tak akan kesini,
Dok!”. Artinya, dokter pun membutuhkan informasi kita untuk mendiagnosa
penyakit kita. Atau, dengan kata lain bahwa saat sakit kita yang mengetahui apa
keluhan kita. Kadang kala kita membutuhkan dokter atau tabib untuk membantu
mengobati penyakit. Namun, kita juga harus memiliki pengetahuan dasar tentang
pengobatan, sehingga dapat melakukan pertolongan pertama.
Pengetahuan dasar
ini ada sejak adanya manusia. Saat sakit, naluriah manusia menuntun mereka
untuk mencari obat dari lingkungan sekitarnya. Bahan-bahan yang digunakan manusia
sebagai obat dapat berasal dari tumbuhan, hewan atau material lainnya. Pengetahuan
dasar ini sejalan dengan pembenaran oleh Nabi Saw.; likulli daa’in dawaa’un
bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya.
Kita sering
melihat film-film Kungfu China atau Ninja Jepang tidak hanya pertunjukkan bela
diri saja, melainkan ada kalanya film tersebut menampilkan cara-cara pengobatan
terhadap luka karena perkelahian. Hal demikian menunjukkan bahwa dalam satu kehidupan
masyarakat kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia.
Pengetahuan dasar
tentang swa-pengobatan sudah dilakukan oleh nenek kita, minimal orang tua kita
masih alami pengobatan tersebut. Sebagian nenek moyang kita menuliskan teknik pengobatan
tersebut. Sedangkan diri kita lebih suka mewakilkan pengetahuannya kepada profesi
pengobatan modern. Warisan pengobatan tradisional yang masih kita dengar adalah
jamu disinyalir muncul pada abad 15 M dan sekarang lebih banyak menggunakan
istilah herbal. Bahkan ada yang membedakan antara keduanya.
Upaya melestarikan
swa-pengobatan pernah dilakukan pemerintah dengan menggalakkan pembuatan apotik
hidup melalui memanfaatkan lahan kosong. Sosialisasi tentang apotik hidup
dilakukan melalui ibu-ibu penggerak PKK dan mata pelajaran di sekolah. Kita lebih
memilih apotik atau toko obat, dibandingkan harus ribet menanam tumbuhan obat. Berbeda
dengan kita yang berdomisili di perkotaan, masyarakat pedalaman masih melestarikan
teknik pengobatan tradisional.
Apakah kita
akan menggunakan obat tradisional atau modern? pengetahuan dasar tentang kesehatan
diri kita itu penting agar kita bisa
melakukan upaya pencegahan dan pengobatan secara mandiri dengan tetap memperbanyak
informasi tentang upaya-upaya tersebut dari para ahli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar