Jumat, 17 Juli 2020

Kebutuhan Dasar: Kesehatan Diri


Setelah mengetahui tentang apa yang dimakan, cara memasak, mencari, dan menikmati makanan, kita juga harus mengetahui tentang kebutuhan dasar hidup kita lainnya, yaitu sehat atau tidak sakit. Sehat akan memperlancar aktivitas kita, sedangkan sakit dapat menghambatnya.

Saat kita periksa ke dokter, kita akan ditanya; “apa sakitnya, Pak?”. pertanyaan ini kadang menjadi anekdot. “Kalau saya tahu penyakitnya, saya tak akan kesini, Dok!”. Artinya, dokter pun membutuhkan informasi kita untuk mendiagnosa penyakit kita. Atau, dengan kata lain bahwa saat sakit kita yang mengetahui apa keluhan kita. Kadang kala kita membutuhkan dokter atau tabib untuk membantu mengobati penyakit. Namun, kita juga harus memiliki pengetahuan dasar tentang pengobatan, sehingga dapat melakukan pertolongan pertama.

Pengetahuan dasar ini ada sejak adanya manusia. Saat sakit, naluriah manusia menuntun mereka untuk mencari obat dari lingkungan sekitarnya. Bahan-bahan yang digunakan manusia sebagai obat dapat berasal dari tumbuhan, hewan atau material lainnya. Pengetahuan dasar ini sejalan dengan pembenaran oleh Nabi Saw.; likulli daa’in dawaa’un bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya.

Kita sering melihat film-film Kungfu China atau Ninja Jepang tidak hanya pertunjukkan bela diri saja, melainkan ada kalanya film tersebut menampilkan cara-cara pengobatan terhadap luka karena perkelahian. Hal demikian menunjukkan bahwa dalam satu kehidupan masyarakat kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia.

Pengetahuan dasar tentang swa-pengobatan sudah dilakukan oleh nenek kita, minimal orang tua kita masih alami pengobatan tersebut. Sebagian nenek moyang kita menuliskan teknik pengobatan tersebut. Sedangkan diri kita lebih suka mewakilkan pengetahuannya kepada profesi pengobatan modern. Warisan pengobatan tradisional yang masih kita dengar adalah jamu disinyalir muncul pada abad 15 M dan sekarang lebih banyak menggunakan istilah herbal. Bahkan ada yang membedakan antara keduanya.

Upaya melestarikan swa-pengobatan pernah dilakukan pemerintah dengan menggalakkan pembuatan apotik hidup melalui memanfaatkan lahan kosong. Sosialisasi tentang apotik hidup dilakukan melalui ibu-ibu penggerak PKK dan mata pelajaran di sekolah. Kita lebih memilih apotik atau toko obat, dibandingkan harus ribet menanam tumbuhan obat. Berbeda dengan kita yang berdomisili di perkotaan, masyarakat pedalaman masih melestarikan teknik pengobatan tradisional.

Apakah kita akan menggunakan obat tradisional atau modern? pengetahuan dasar tentang kesehatan diri kita itu penting agar kita bisa melakukan upaya pencegahan dan pengobatan secara mandiri dengan tetap memperbanyak informasi tentang upaya-upaya tersebut dari para ahli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...