Kata-kata yang keluar dari Cak Lontong – MIKIR!!! –
mengingatkan saya pada ledekan Allah Swt. Kepada kita semua. Afalaa ta’qiluun (opo ra dinggo
akalmu?), atau afalaa tatafakkaruun (opo koen ora mikir?); afala
tadzakkarun (opo to ora ngiling-ngiling?), yang secara sederhana diucapkan
oleh Cak Lontong; mikiiirrr!!.....mikiiirr!
Mempelajari kata tanya what,
why, when, who, where, dan how bukan untuk mendapatkan nilai raport yang
bagus. Melainkan memberikan teknik dasar bagaimana kita menggunakan akal kita
dengan memulai dari pertanyaan atau rasa penasaran kita. Dari
pertanyaan-pertanyaan yang kita munculkan, kemudian kita mencari jawaban atas
pertanyaan tersebut.
Berpikir kritis adalah
menempatkan sesuatu sebagai masalah (atau alasan kenapa saya harus berpikir
atasnya?), kemudian mencari solusi atau jawaban atas masalah tersebut. Jawaban
bisa lebih dari satu, atau beberapa alternatif jawaban dan menguji
jawaban-jawaban tersebut hingga terpilih sebagai jawaban yang paling tepat atas
permasalan tersebut.
Berpikir kritis juga tidak
semena-mena menelan informasi yang kita terima atau beredar di masyarakat baik riil
society atau virtual society. Kita akan menanyakan pada diri kita
dengan kata tanya yang pernah kita pelajari dan mencari jawaban atas
informasi-informasi tersebut. Pencarian informasi yang kita lakukan adalah
bentuk tabayyun (penjelasan) terhadap informasi sebelumnya.
Berpikir kritis merupakan
bentuk syukur kita kepada Allah swt., atas nikmat otak (brain) dan fungsiya
(mind). Diberi otak tak digunakan untuk berpikir, seperti halnya hewan
yang hanya mengandalkan intuisi atau naluri hewani mereka. Hal ini yang
membedakan manusia dengan hewan-hewan lainnya.
Berpikir kritis sebagai ibadah
bukan berpikir untuk melakukan maksiat atau hal-hal yang dilarang oleh agama.
Dengan berpikir kritis kita dapat lebih bijaksana, lebih bermanfaat, lebih
menyayangi setiap makhluk-makhluk yang ada di bumi, sehingga kita lebih
mendekati apa yang dikendaki Tuhan atas tujuan kita sebagai manusia.
Kita diberikan guidance
oleh Allah Swt melalui beberapa ayat dalam Alquran. Misalnya QS. Ali
Imran:190-191 tentang penciptaan langit dan bumi serta perbedaan siang dan
malam menjadi tanda bagi orang-orang yang selalu mengingat Allah dalam semua
keadaan, berpikir pada penciptaan yang selalu ada faedahnya. Mereka selalu
mensucikan pikiran mereka dan berlindung atas kesesatan fikir mereka agar tidak
terjebak ke lubang neraka.
Ciri-ciri kritis itu ibadah adalah kekritisan kita menambah pengetahuan, menambah rasa syukur kita kepada Allah Swt., semakin mendekatkan diri kita kepada kebaikan, semua alur pikir kita bermuara akan bermuara Allah dengan tetap mengikuti proses berpikir. Dan bila pikiran kita mengarah kepada kemaksiatan, yang menghilangkan eksistensi Allah dalam cara berpikir kita maka kembalilah. Telusuri kembali alur pikir kita. Ingatlah, sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Allah adalah mereka yang berilmu pengetahuan (AB).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar