Kamis, 29 Juli 2021

BERPIKIR KRITIS ITU IBADAH

Kata-kata yang keluar dari Cak Lontong – MIKIR!!! – mengingatkan saya pada ledekan Allah Swt. Kepada kita semua.  Afalaa ta’qiluun (opo ra dinggo akalmu?), atau afalaa tatafakkaruun (opo koen ora mikir?); afala tadzakkarun (opo to ora ngiling-ngiling?), yang secara sederhana diucapkan oleh Cak Lontong; mikiiirrr!!.....mikiiirr!

Mempelajari kata tanya what, why, when, who, where, dan how bukan untuk mendapatkan nilai raport yang bagus. Melainkan memberikan teknik dasar bagaimana kita menggunakan akal kita dengan memulai dari pertanyaan atau rasa penasaran kita. Dari pertanyaan-pertanyaan yang kita munculkan, kemudian kita mencari jawaban atas pertanyaan tersebut.

Berpikir kritis adalah menempatkan sesuatu sebagai masalah (atau alasan kenapa saya harus berpikir atasnya?), kemudian mencari solusi atau jawaban atas masalah tersebut. Jawaban bisa lebih dari satu, atau beberapa alternatif jawaban dan menguji jawaban-jawaban tersebut hingga terpilih sebagai jawaban yang paling tepat atas permasalan tersebut.

Berpikir kritis juga tidak semena-mena menelan informasi yang kita terima atau beredar di masyarakat baik riil society atau virtual society. Kita akan menanyakan pada diri kita dengan kata tanya yang pernah kita pelajari dan mencari jawaban atas informasi-informasi tersebut. Pencarian informasi yang kita lakukan adalah bentuk tabayyun (penjelasan) terhadap informasi sebelumnya.

Berpikir kritis merupakan bentuk syukur kita kepada Allah swt., atas nikmat otak (brain) dan fungsiya (mind). Diberi otak tak digunakan untuk berpikir, seperti halnya hewan yang hanya mengandalkan intuisi atau naluri hewani mereka. Hal ini yang membedakan manusia dengan hewan-hewan lainnya.

Berpikir kritis sebagai ibadah bukan berpikir untuk melakukan maksiat atau hal-hal yang dilarang oleh agama. Dengan berpikir kritis kita dapat lebih bijaksana, lebih bermanfaat, lebih menyayangi setiap makhluk-makhluk yang ada di bumi, sehingga kita lebih mendekati apa yang dikendaki Tuhan atas tujuan kita sebagai manusia.

Kita diberikan guidance oleh Allah Swt melalui beberapa ayat dalam Alquran. Misalnya QS. Ali Imran:190-191 tentang penciptaan langit dan bumi serta perbedaan siang dan malam menjadi tanda bagi orang-orang yang selalu mengingat Allah dalam semua keadaan, berpikir pada penciptaan yang selalu ada faedahnya. Mereka selalu mensucikan pikiran mereka dan berlindung atas kesesatan fikir mereka agar tidak terjebak ke lubang neraka.

Ciri-ciri kritis itu ibadah adalah kekritisan kita menambah pengetahuan, menambah rasa syukur kita kepada Allah Swt., semakin mendekatkan diri kita kepada kebaikan, semua alur pikir kita bermuara akan bermuara Allah dengan tetap mengikuti proses berpikir. Dan bila pikiran kita mengarah kepada kemaksiatan, yang menghilangkan eksistensi Allah dalam cara berpikir kita maka kembalilah. Telusuri kembali alur pikir kita. Ingatlah, sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Allah adalah mereka yang berilmu pengetahuan (AB).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...