Bulan Suro dalam penanggalan Jawa merupakan bulan Muharram dalam penanggalan Hijriyah dalam penanggalan Islam. Keduanya menggunakan sonar eclips dalam menentukan awal bulan. Dalam penanggalan Islam dikenal dengan penghitungan (hisab) dan pemantauan hilal secara langsung (ru’yatulhilal). Untuk penentuan awal bulan Ramadhan dan Iedulfitri, ru’yatulhilal dilakukan secara detail di beberapa titik pengamatan. Hal ini dilakukan karena terkait peribadatan puasa wajib.
Dalam budaya masyarakat Jawa, pada bulan
ini dilarang untuk menyelenggarakan hajatan atau pesata pernikahan dan lainnya.
Hampir semua petungan neptu menghindari Bulan Suro untuk
menyelenggarakan pesta.
Hal tersebut dapat dianggap sesat atau
takhayul oleh masyarakat “terpelajar perkotaan”. Semua hari dianggap baik, dan
mempercayai sakralitas bulan Suro merupakan perbuatan syirik.
Pernah saya tanyakan kepada seseorang yang
biasa dimintai tolong masyarakat kampung untuk menghitungkan pesta pernikahan
atau sunatan tidak merekomendasikan di bulan Suro. Beliau menjawab, bahwa bulon
Suro adalah bulannya para Nabi, tidak elok bila kita menggunakan bulan tersebut
untuk pesta kita. Masih ada sebelas bulan lainnya, yang dapat dimanfaatkan
untuk pesta hajatan.
Berikut adalah kejadian-kejadian
istimewa dan bersejarah bertepatan pada bulan Muharam, antara lain:
- Taubat Nabi Adam as. diterima oleh Allah SWT;
- Berlabuhnya kapal Nabi Nuh as. di bukit Zuhdi dengan selamat juga terjadi di Muharam, yakni usai dunia dilanda banjir yang menghanyutkan dan membinasakan sebagian besar manusia di Bumi;
- Selamatnya Nabi Ibrahim as. dari siksa Namrud terjadi di Muharam;
- Siksa itu berupa nyala api, yang ternyata tidak membakar Nabi Ibrahim;
- Pada bulan Muharam juga, Nabi Yusuf as. dibebaskan dari penjara kerajaan Mesir;
- Sebelumnya, Nabi Yusuf as. dipenjara karena fitnah yang menimpanya;
- Peristiwa Nabi Yunus as. selamat dan keluar dari perut ikan besar yang menelannya pun terjadi di bulan Muharam;
- Nabi Ayyub as. disembuhkan Allah dari penyakitnya juga pada bulan Muharam;
- Pada bulan Muharam, Nabi Musa as. dan umatnya, kaum Bani Israil, selamat dari pengejaran Fir’aun di Laut Merah.
- Nabi Musa as. dan ratusan ribu umatnya selamat memasuki bukit Sinai untuk kembali ke tanah leluhur mereka.
Pada
bulan ini juga terjadi sebuah peristiwa dahsyat yang sangat menyedihkan
Rasulullah Saw., yang beliau rasakan sejak cucunya Sayyidina Hasan dan Husein
masih kecil. Rasul selalu menciumi leher Husein dan bibir Hasan. Kesedihan yang
dirasakan rasulullah, hingga sekian tahun rasulullah telah wafat.
Kesedihan
Rasulullah diceritakan oleh Imam Suyuthi yang menutip dari Imam Thirmidzi yang
menceritakan Salma yang bertemu dengan Ummu Salamah (isteri Nabi)). Salma melihat
Ummu Salamah menangis. Dan bertanyalah Salma: “Kenapa engkau menangis?” Ummu
Salamah: “Saya mimpi bertemu rasulullah dengan kepala dan jenggot lusuh
berdebu. Saya tanya; kenapa engkau ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab:” Saya
baru saja menyaksikan pembunuhan Husein”
Betapa
pedihnya hati Rasulullah, dikhianati oleh umatnya yang membunuh cucunya (Hasan
& Husein) yang secara langsung disebutkan oleh Rasulullah sebagai pemuka
dari para pemuda ahli surga. Padahal saat menjelang wafatnya beliau selalu memikirkan
nasib umatnya dengan menyebut-sebut “ummaty…ummaty …ummaty”. Bahkan
beliau meminta jaminan kepada Allah atas nasib umatnya kelak saat yaumil hisab
dapat diringankan oleh Allah Swt.
Tak hanya
rasulullah Saw yang nampak sedih dalam mimpi Ummu Salamah, matahari pun seakan
sedih menyaksikan pembunuhan Sayyidina Husein. Pada hari terbunuhnya Husein,
Imam Suyuthi mengatakan dunia seakan berhenti selama tujuh hari. Mentari
merapat laksana kain yang menguning dan terjadi gerhana matahari di hari itu.
Langit terlihat memerah selama 6 bulan.
Kita
tidak bisa membantu rasulullah Saw, menghapus kesedihan beliau. Langit pun
turut memerah selama enam bulan bak sembab menangis dalam kesedihan. Masih ada
11 bulan yang dapat digunakan untuk pesta hajatan. Biarkan sebulan itu kita
gunakan untuk hurmat kepada rasulullah Saw., atas kematian cucu beliau dibunuh
dengan sadis.