Rabu, 01 Juni 2022

Jangan Meremehkan

Semua orang akan merasa bangga memiliki teman atau saudara orang hebat, pejabat, profesor, orang kaya, dan kedudukan tinggi lainnya. Coba kita lihat kebanggaan mereka dengan tingkah dan cerita kebanggaannya dan memajang foto-foto kedekatannya di akun media sosialnya untuk menunjukkan kelasnya pada follower. 

Orang yang mengenal orang-orang “besar” dapat lupa daratan, sehingga tatkala turun di landasan akhirnya tergelincir, jatuh dan malu. ini terjadi karena mereka melupakan teman, tetangga, dan orang-orang yang dulu sama-sama “rendah” status sosial ekonominya. Kita tidak boleh memandang remeh dan menghinakan orang-orang tersebut, bisa jadi mereka berubah nasibnya baik melalui ikhtiyar diri atau karena anak-anak mereka hingga kemudian sukses.  Dan status sosial kita lebih rendah dari mereka.

Saat kita jatuh, siapa yang akan menolong kita? Apakah orang-orang besar yang dulu membutuhkan kita? Sementara mereka sendiri sibuk menyelamatkan diri dan teman-temannya dari kejatuhannya. Kita juga akan malu untuk meminta tolong pada orang-orang yang diremehkan kita. Hanya teman baik tak berpunya yang masih setia dan menolong kita. Kita akan tertunduk malu terhadap mereka sebab dulu meremehkannya.

Ma'ruf al Karkhi mendapatkan pelajaran, dengan tergugah untuk mengikuti kalajengking yang tiba-tiba keluar dan lari dari sarangnya, menyeberangi sungai dan menghampiri seseorang yang sedang terlelap tidur di bawah pohon. Di sampingnya ada ular berbisa yang akan menggigitnya. Kalajengking kemudian berkelahi dengan ular dan akhirnya si ular pergi dan orang tersebut tetap terlelap tidur. Kalajengking kembali menyeberangi sungai kembali ke sarangnya. Di cerita lain, tarantula dan burung membuat sarang di pintu goa untuk melindungi Nabi Saw di tempat persembunyian dari kejaran kaum kafir Quraisy.

Allah bisa menyuruh siapa saja makhluk-Nya untuk melakukan sesuatu termasuk menolong hamba-hamba-Nya. Untuk menunjukkan kuasa-Nya, tak perlu menyuruh makhluk besar seperti Harimau, Singa, atau Gajah untuk menolong orang tersebut dari gangguan ular. Bisa saja Allah menutup goa dengan batu hingga tak terlihat ada goa. Untuk menunjukkan kuasa-Nya, cukuplah kalajengking, burung dan tarantula makhluk kecil yang diutus-Nya.  

Kita juga mengetahui bahwa virus atau bakteri merupakan makhluk micronic yang hanya dilihat dengan mikroskop. Namun, justeru menjadi penyebab paling banyak manusia kehilangan nyawa. Singa, harimau, buaya dan binatang buas lainnya memangsa manusia saat habitatnya terganggu dan tak banyak manusia yang mati karenanya. Allah juga menaruh obat penyakit pada makhluk yang dianggap remeh dan sepele seperti cacing, undur-undur, tanaman perdu, dan lainnya.

Manusia merupakan salah satu makhluk Allah, kita meremehkan mereka karena status sosial-ekonomi, fisik, dan kondisinya berarti kita meremehkan Tuhanmu. Mereka “rendah” status sosial ekonominya bukan karena keinginan mereka. Dan Allah bisa menghendaki siapapun menjadi apapun. Begitu pula kita tidak boleh meremehkan ciptaan lainnya, tumbuhan, hewan, udara, cahaya, air, tanah, api dan lainnya. Kita mirip iblis yang meremehkan Adam as., sebab merasa tinggi derajat karena tercipta dari api dan Adam as., tercipta dari tanah.

Berlatihlah menautkan dengan Allah bila kita melihat siapa dan apapun. Tak ada ciptaan di dunia ini yang tak ada penciptanya, dan pencipta sejati adalah Allah. Bila kita bisa melakukan hal ini, maka kita sudah belajar menyadarkan diri dengan kalimat tauhid “laa ilaha illa Allah”; tak ada siapa dan apapun kecuali Allah.  

 

Bekasi, 01 Juni 2022

Abdul Basid Khudhori

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...