Dalam lanskaping sosial kemasyarakatan masjid menjadi sentral dari semua aktivitas masyarakat. Kia akan menemukan Masjid Agung, sekolah, alun-alun atau lapangan, pasar dan pusat pemerintahan. Kita bisa melihat sisa-sisa lenskaping tersebut di beberapa kota lama meskipun sudah tidak lengkap, dan sebagian kota sudah merubah tata kota sesuai dengan kondisi wilayahnya. Kenapa susunan lanskaping demikian?
Masjid secara bahasa berarti tempat bersujud (menjalankan shalat), meskipun demikian tempat shalat/sujud tidak serta merta disebut sebagai masjid. Masyarakat Indonesia mengenal mushalla, tajug, langgar, surau sebagai tempat umum shalat berjamaah. Penamaan masjid sendiri beragam, yaitu Masjid Negara, Masjid Nasional, Masjid Agung, Masjid Raya, dan Masjid Masjid Jami’ yang biasanya digunakan untuk shalat Jumat yang membedakan mushalla, tajug, langgar dan surau.
Bersujud
dengan makna melaksanakan shalat, seharunya dampaknya dapat mencegah perbuatan
keji dan munkar dari pengamalnya (QS. Al-Ankabut:45) yang disebut sebagai bekas
sujud (min atsarissujud) seseuai dengan QS. Al-Fath:29. Bekas sujud juga
ditafsirkan sebagai bekas fisik, dan juga merupakan wajah yang bercahaya yang
membedakan antara ahli shalat dan yang tidak. Masjid sebagai tempat sujud dalam
lanskaping tersebut merupakan ruh dari peneyelnggaraan pemerintahan, lembaga
pendidikan, pasar, lapangan dan aktivitas lainnya.
Masjid adalah
tempat yang dicintai Allah dan pasar adalah tempat yang dibenci Allah swt. (HR.
Muslim). Pasar dibenci karena banyak terjadi penipuan, riba, janji palsu dan
perbuatan lainnya yang melalaikan Allah. Namun, kita tahu salah satu pekerjaan
yang baik adalah menjadi pedagang yang jujur yang dijanjikan surga. Bagaimana
ahli shalat melakukan kemaksiatan di pasar, kecuali sujudnya tak membekas dalam
perilakunya.
Unsur
pemerintahan ada dalam lanskaping tersebut. Pengelolaan pemerintahan untuk
keadilan, kemakmuran, kesejahteraan rakyat, dan terhindar dari praktif koruptif
dan manipulatif. Seseorang yang selalu terpaut dengan masjid (tunduk kepada
Allah) akan mengelola pemerintahan dengan baik dan tak melakukan hal-hal yang
dibenci oleh Allah swt. Saat adzan dhuhur, pegawai dan karyawan bisa istirahat
dan shalat sebagai recharging ketaatan diri.
Lembaga
pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang beriman
dan bertakwa kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Hasil proses pendidikan sudah
seharusnya mencetak manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan tantangan jaman serta memiliki ketundukan (hasil bersujud), beriman dan
bertakwa kepada Allah swt.
Lapangan atau
alun-alun dibuat untuk mengumpulkan banyak orang. Pengumuman pemerintah memanfaatkan
alun-alun atau lapangan guna mengumpulkan warga untuk mendengarkan keputusan
raja, sultan, atau kepala negara/pemerintahan. Lapangan digunakan untuk sarana
olah raga, bermain dan keperluan lainnya termasuk menampung shalat di dua hari
raya. Pasar dan lapangan tempat aktivitas yang berpotensi melalaikan
orang-orang yang berada di pasar dan lapangan. Watak masjid bisa memberikan
warning kepada semua pelaku pasar dan lapangan untuk tidak melakukan maksiat
atau lalai terhadap Allah swt.
Watak masjid
yang membentuk karakter ketundukan dan ketaatan diharapkan mampu menjiwai
pemerintahan, pasar, lembaga pendidikan dan alun-alun atau lapangan sehingga
tak lalai. Masjid merupakan pemeran yang sangat vital dalam lanskaping
tersebut, selain pembentuk karakter juga menjadi alarm ketakwaan dalam
menjalankan roda pemerintahan, jual beli di pasar, tujuan pendirian lembaga
pendidikan, dan aktivitas lain dalam masyarakat.
Bekasi, 03/09/2023
Abdul Basid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar