Senin, 03 Februari 2025

Shalat Kok Ben Sehat

 Shalat dianggap sebuah hadiah perintah Allah kepada umat islam melalui nabi Muhammad saw saat peristiwa Is’ra’ Mi’raj. Shalat dzuhur, ashar, maghrib, isya’ dan subuh kemudian disebut sebagai shalat lima waktu. Dalam perjalanan dakwah penyebaran Islam, ada yang mendakwahkan “shalat wektu telu”, shalat tiga waktu (bukan lima waktu). Ini didasarkan pada ayat aqimi al-shalata liduluki al-syamsi ila ghasaqi al-laili wa qur’an al fajr yang artinya dirikan shalat saat waktu matahari, malam hari, dan pagi hari. Saat terang sinar matahari ada shalat dzuhur dan ashar, saat malam ada maghrib dan isya, dan saat fajar ada shalat subuh.

Shalat adalah perintah, dengan banyak permaknaan sesuai dengan kepentingan masing-masing. Ada orang yang menganggap efek shalat itu sehat, atau rangkaian gerakan shalat bisa menyehatkan. Penelitian di FKUI yang menunjukkan bahwa shalat merupakan rangkaian gerakan berirama yang dapat menyebabkan kontraksi dan relaksasi otot yang harmonis. Penelitian di Jurnal Kesehatan yang menunjukkan bahwa shalat dapat menjaga kesehatan hati dan urat nadi. Penelitian di FEBI UINSI Samarinda yang menunjukkan bahwa shalat dapat menurunkan tekanan darah. Penelitian di Tipa ftk.uin-suska.ac.id yang menunjukkan bahwa shalat dapat membantu pencernaan. Penelitian di Jurnal Emerald dan NCBI yang menunjukkan bahwa shalat dapat membantu terapi psikologis.

Ada yang mendasarkan diri bahwa shalat harus dalam kesadaran untuk menerapkan impactnya dalam bermasyarakat (tanha an al-fahsya’ wa al-munkar). Shalat rajin kemudian masih berbuat keji dan munkar, maka shalatnya tidak dianggap memberikan dampak positif diri. Bila ada seseorang itu baik sekali sehingga tidak nampak keburukannya, tetapi dia ga pernah shalat (non muslim), apa yang membedakan dengan muslim bila ukuran shalat dari pencegahan perbuatan keji dan munkar?

Ada yang mendasarkan bahwa menjalankan shalat karena diperintah saja, kalau tidak ada kewajiban pasti tidak dikerjakan atau sesekali saja. Mereka hanya mengikuti keabsahan fiqhiyah, terpenting terpenuhi syarat dan rukun shalat. Ada yang memaknai shalat sebagai tiket awal checking entry ke surga. Mereka serius dalam shalatnya, sehingga nampak berlebih-lebihan mengkhusyukkan diri. Secara psikis dapat memberikan dampak buruk others judgment, tidak baik shalatnya. Benci terhadap orang-orang yang tidak memprioritaskan shalat dan kerjakan atau aktivitas lainnya.

Ada shalat goyang, yen lego sembahyang (shalat bila sempat). Mereka yang diberikan nikmat kesibukan sehingga ingat shalat saat dia tidak sibuk, atau merasa tidak bisa menyempatkan waktu dalam kesibukannya untuk menjalankan shalat. Ada pula yang menjalankan shalat lima waktu sambil melengkapi sunah shalatnya, hingga menjalankan shalat-shalat sunah.

Dalam menjalankan shalat sunnah pun ragam motivnya. Mereka serius menjaga shalat dhuhanya agar rejeki lancar dan tambah berkah. Ada yang menjaga shalat malamnya, agar mendapatkan tempat yang mulia (maqam mahmudah). Ada menjaga shalat fajar, karena lebih mulia dari dunia dan seisinya. Ada yang menjaga shalat sunah rawatibnya untuk menambal bolong-bolong shalat fardhunya. Ada yang menjaga shalat taubat, shalat tasbih, shalat-shalat sunah mutlak lainnya menurut motivasi masing-masing.

Tuhan tidak mengintervensi motivasi shalat kita, bahkan memberikan karunia-Nya sesuai degan motivasi kita termasuk motivasi jahat. Shalat merupakan rangkaian doa, dan setiap doa pengharapan serta motivasi dalam mengerjakannya bakal dikabulkan oleh Allah Swt (ud’uni astajiblakum). Pu demikian, kita juga harus mempertimbangkan motivasi kita dalam mengerjakan shalat. Bila niatan kita untuk kepentingan kita dunia maupun akhirat hanya akan diberikan sesuai dengan motivasi kita. Motivasi jahat, Allah menugaskan setan untuk membantu memnyempurnakan motivasi kita.

Kita akan diberikan apa yang kita harapkan dari motivasi beribadah, bila dunia yang diharapkan maka dkan diberikan kesehatan, kesejahteraan, kehormatan dan lainnya di dunia. Bila shalat itu diibaratkan koin untuk bermain di playground, atau voucher hadiah, maka tatkala voucher yang digunakan untuk menukarkan kesejahteraan duniawiyah itu habis maka kita tak punya lagi voucher untuk masuk ke surga atau nirvana apalagi tiket privieage untuk bertemu Sang Idola.

Allah menggarisbawahi, bila niatan peribadatan itu hanya diperuntukkan diri-Nya maka akan diberikan keutamaan dibandingkan dunia dan seisinya. Berat untuk menjaga konsistensi kelurusan motivasi peribadatan kita, meski telah dituntun dalam pelafalan lillahi ta’ala. Apa yang dijanjikan itu “abstrak” sedangkan motivasi kesejahteraan, kehormatan, dan fasilitas untuk memperoleh kebahagiaan itu nampak nyata.

Untuk itu agar tidak tersesat motivasi kita, semua peribadatan atau yang berpotensi menjadi ibadah harus di-elmoni. Kesempuranaan membutuhkan ilmu dan latihan, sehingga kita mengetahui apa yang sebenarnya dikehendaki Allah atas perintah-perintah yang tertuang dalam al-Quran dan yang dicontohkan oleh nabi saw., dan para shabat-sahabatnya (abdul basid).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...