Jumat, 11 Maret 2016

GMT: Gerhana Matahati Total


Rabu, 9 Maret kemarin telah terjadi Gerhana Matahari Total (GMT). Peristiwa alam tersebut terjadi karena Matahari ~ Bulan ~ Bumi dalam satu garis lurus, Matahari tidak dapat memancarkan cahayanya dengan sempurna ke bumi. Penjelasan sebagai peristiwa alam (sunnatullah) telah dijelaskan saat Sahabat Nabi mengaitkan meninggalnya putra beliau SAW - Ibrahim - setelah kejadian gerhana matahari.

Orang-orang kampung dahulu bila terjadi gerhana, menganggap matahari dimakan Graono atau Buto sehingga apapun ditabuh untuk menakut-nakuti. Untuk menghindarkan kebutaan, anak-anak diminta untuk masuk "longan" atau kolong tempat tidur. Sebagian orang yang paham agama mengajak masyarakat untuk berdoa dengan menjalankan shalat gerhana (kusuf al syamsi). Dalam mitos lainnya, Bathara Surya dimakan Bathara Kala kemudian diselamatkan oleh Bathara Guru.

Bagaimana bila mata hati kita yang dimakan Graono ?
PETENG, hingga tak dapat memantulkan cahaya, tak bisa menerima taufik dan hidayah Allah. Bila hati tertutup, mata dan telinga pun tak bisa berfungsi dengan baik untuk mendeteksi ayat-ayat Allah. Graono yang meredupkan cahaya hati adalah penyakit hati ~ nafsu, syahwat, iri, dengki, hasud, takabbur, amarah, ghibbah, dan lainya ~ serta maksiat yang dipelihara. 

Tabuhlah genderang perang melawan mereka, ajaklah seluruh organ tubuh kita untuk bangkit mengusir Graono Matahati dengan tidak memelihara (meninggalkan) seluruh sifat-sifat dan perbuatan kita yang mendatangkannya. Bahkan jangan memasukkan syubhat dalam darah dan daging kita. Dan beristiqomah dalam ibadah wajib dan mencintai ~ dengan mengerjakan ~ yang sunah.

Sehingga Matahati akan terang benderang, memancar dalam wajah dzahir yang sumringah. Santun perangaimu, halus dalam bertutur kata dan melangkah dengan keberanian tanpa ragu tanpa rasa takut kecuali dengan Yang Maha Satu. (dz al Qishud 11/03/2016 juga ditulis di facebook Q Sodrun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sumber Jariyah Tak Putus Pahala

Kita sering mendengar para muballigh menyampaikan amal jariyah yang pahalanya tidak terputus meskipun orangnya sudah meninggal. Satu, shadaq...