Isteri : “Kok saya belum dipanggil?”
Petugas : “Nomor berapa?”
Isteri : “nomor 48”
Petugas : ‘Saya beri nomor antrian lagi ya”
Kemudian nomor
tersebut diberikan ke isteri dengan nomor 52, dan isteri membawa bendera kuning
dengan nomor 52 tersebut pulang ke rumah.
“Apa artinya, Mas?”,
tanya isteri setelah menceritakan kisah mimpinya tersebut.
Ada yang mengatakan
bahwa mimpi adalah buah tidur yang dipengaruhi oleh kondisi psikis seseorang saat
terjaganya. Misalnya, orang takut dikejar-kejar anjing dan kemudian terbawa ke
dalam mimpinya itu kisahnya berlanjut. Ada pula, saat menjelang tidur dia makan
dan belum minum minum, di mimpinya dia kehausan membutuhkan air minum.
Mimpi juga bisa
merupakan informasi yang diberikan oleh Allah saat tertidurnya seseorang. Nabi Yusuf
a.s., kecil pernah menceritakan dirinya mimpi menelan bulan. Ayahandanya
mengetahuinya, kelak Yusuf akan menjadi orang pilihan yang akan menjadi seorang
nabi.
Terkait dengan mimpi
di atas, hanya bisa mengira-kira dengan melihat realita yang ada di sekitar
kita. Bendera kuning biasa digunakan untuk memberikan tanda bahwa di lingkungan
tersebut ada orang yang meninggal. Sehingga saat orang-orang melihat bendera
tersebut, mengetahui bahwa di lingkungan tersebut ada yang meninggal dunia. Dan
mereka bisa menelusuri bendera tersebut hingga ke rumah duka. Selain bendera kuning,
bendera putih juga digunakan sebagai lambang duka di beberapa daerah dan negara.
Angka 48 dan 52 bisa
saja merupakan simbol dari usia manusia, yaitu 48 tahun dan 52 tahun. Bisa jadi,
jatah usia dari 48 tahun diundur menjadi usia 52 tahun, atau satu di usia 48
tahun dan yang satu di usia 52 tahun. Bila mimpi tersebut hanya sebagai bunga
tidur, maka hanya cerita kita setelah bangun tidur.
Bila mimpi it
u
merupakan kabar kebenaran yang diberikan melalui mimpi, maka merupakan
peringatan dan perintah agar memperbaiki diri sebelum ada tamu yang menjemput
pulang. Kita harus mempersiapkan diri sehingga layak bertemu dzat yang mengutus
kita lahir di dunia. Menjadi diri kita sebagai jiwa yang muthmainnah dan
kembali dengan penuh keridhaan-Nya. Sesuai dengan QS. Al-Fajr 27-28. Semoga
Allah menjadikan usia kita dalam ketaatan kepada-Nya dan mengikuti sunah-sunah
Nabiyyina Muhammadin saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar