Kamis, 31 Agustus 2023

Mendidik Dengan Puji-pujian di Masjid

ToA merupakan salah satu merek speaker, namun masyarakt telah mengenal corong pengeras dengan ToA. Penemu pertama speaker adalah Peter L. Jensen berkebangsaan Jerman pada tahun 1886 M dan diteruskan oleh Thomas Graham Bell dengan speaker elektrik. ToA Corporation adalah perusahaan produsen perangkat teknologi komunikasi yang berkantor pusat di Minatojima-Nakamachi. Didirikan oleh Tsunetaro Nakatani pada tahun 1934 dengan nama TOA Electronic Manufacturing Company yang memproduksi pengeras suara dan mikrofon yang mengacu pada tiga konsep, yaitu keamanan dan keselamatan, informasi dan komunikasi, serta audio profesional.

ToA dimanfaatkan masyarakat muslim sebagai pengeras suara adzan. Dulu, Sahabat Bilal tidak menggunakan ToA saat mengumandangkan adzan di masa nabi saw. ToA juga digunakan sebagai penanda warga masyarakat mengadakan hajatan, pernikahan atau sunatan sebelum kemudian menggunakan speaker kotak. Di masjid menggunakan dua speaker, yaitu dalam dan luaran. Yang di luaran menggunakan speaker ToA yang memiliki jangkauan yang lebih jauh dan luas.

Speaker masjid dapat didesain untuk mendidik anak-anak dan masyarakat desa. Selain adzan, puji-pujian atau selawatan atau pepeling dapat disampaikan melalui speaker masjid. Waktunya setelah atau sesudah adzan shalat lima waktu. Kidung (nyanyian) digunakan untuk menyampaikan pesan dakwah, misalnya Kidung Rumekso ing Wengo Sunan Kalijaga dan kidung-kidung lainnya yang memiliki pesan dakwah.

Banyak puji-pujian, selawat atau kidung yang bisa didesain untuk memberikan penguatan pemahaman keagamaan dan hafalan bagi anak-anak dan masyarakat desa, seperti; sifat wajib Allah, sirah nabawi, pepeling, murattal dan bentuk lainnya. Sehingga dalam melantunkan selawat atau puji-pujian tidak ngasal. Seperti halnya Sunan Kalijogo mendesain wayang kulit atau kidung untuk menyampaikan pesan agama.

Puji-pujian atau murattal yang dikumandangkan di masjid/mushalla sebagai proses encoding dengan memasukkan informasi dalam ingatan melalui ToA. Untuk menguatkan daya ingat dalam jangka panjang (long term memory), maka proses encoding harus dilakukan secara berulang sehingga proses penyimpanan (storage) lebih cepat. Bila informasi tersebut tersimpan dalam memory yang sangat kuat, maka untuk mengulang kembali informasi tersebut (retrieval) akan lebih mudah. Encoding – storage – retrieval, merupakan proses tahapan dalam menghafal menurut Atkinson. Mengulang-ulang puji-pujian tertentu merupakan bagian proses penguatan hafalan yang dalam teknik menghafal al-Quran disebut murajaah melalui suara yang diperdengarkan oleh ToA masjid/mushalla.  

Upaya ini tentunya harus ada niatan dari takmir masjid, budaya masyarakat, dan sinkronisasi masjid dengan elemen masyarakat. Takmir atau Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) harus menyusun kurikulum puji-pujian/selawatan/doa/pepeling dan pengaturan jadwalnya. Niatan mendidik jangan sampai menimbulkan gesekan dengan masyarakat karena budaya puji-pujian di masjid. Kerjasama takmir/DKM dilakukan untuk mensinkronkan antara program masjid dengan lembaga pendidikan dan masyarakat.

Jakarta, 31/08/2023
Abdul Basid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...