Kamis, 02 April 2015

Terbanglah Sesukamu, Biarkan Aku Tetap Mendengar Kicauan Merdumu

Embun pun jatuh terpeleset saat menetesi bulu indah halusmu. Tampak indah dilihat dari kejauhan, manis saat didekati. Kaki mulus mungilmu begitu lincah bermain di dahan, berpindah-pindah dari satu ranting ke ranting lain. Suara indah merdumu memuji sang pemilik alam semesta, semua itu membuat orang kepincut untuk menangkap dan memiara. Menaruhmu dalam sangkar emas, atau untuk pamer keindahan seperti pajangan atau untuk dijual sebagai barang dagangan.

Aku tak mengikatmu, kenapa engkau ingin lepas dariku. Engkau juga tidak aku sangkarkan kenapa ingin bebas..? tiap pagi aku menikmati keindahanmu berkicau, sambil memandangi keceriaanmu. Siang engkau berkicau ingatkan untuk memelihara waktu sebagai tanggung jawab diri sebagai hamba. Saat malam berkicau aku tak marah, malah senang sehingga tak merasa aku terganggu oleh kicauanmu. Keindahan suarumu sebagai obat dan semangatku untuk jalani hidup lebih baik.

Tiap saat bila tak dengar kicauanmu atau melihat keceriaanmu, gelisah mencari-cari dimanakah gerangan. Apalagi seharian tak tampak, seminggu tak berkicau gelisah sakit di badan. Aku takut engkau ditangkap orang, disangkarkan dan aku tak menikmati kicauanmu tiap pagi dan siang bahkan pada saat malam sebagai pengantar tidurku.

Terbanglah sesukamu, temukan pasanganmu dan beranak pinak perbanyak diri sebagai sunah ilahi. Aku kan bahagia, selalu melihat dirimu dengan kelincahan kaki mungilmu jalani hidup dan keindahan bulu serta suara merdumu.

Jangan terbang ke arah matahari, diri tak sanggup lindungi sehingga terbakar dan mati.
Aku sadari, tak kuasa untuk menangkarmu jalani sunahmu apalagi sebabkan engkau tak berkicau. Bulu-bulu halusmu kusut tak berkilau lagi, selamanya akan menangis sesali diri. Kusadar diri, aku harus kembali mungkin tak lama lagi, sementara engkau, masih jauh waktu menunggumu untuk karyamu.

Tetaplah berkicau dan tampak untukku, walaupun aku tak memilikimu. Tuhanmu adalah pemilikmu, aku hanya memohon untuk keceriaan dan kebahagiaanmu serta kemuliaanmu untuk warnai alam serta keseimbangan ekosistemnya.

Aku kan selalu merindukanmu….. Tiap saat……….agar engaku tahu itu,….
Engkau ada dalam hatiku, bukan anganku;
Engkau ada dalam pikiranku bukan dalam lamunanku;

Terbanglah…..tinggalkan sayapmu untukku;
Terbanglah,….tinggalkan kicauanmu untuk kebahagiaan dan semangat hidupku;
Terbanglah….tinggalkan bulu halusmu untuk obati kerinduanku;
Terbanglah….terbang yang tinggi, jangan kau menuju matahari;
Tak kuat diri engkau akan terbakar dan mati;

Terbanglah…….terbanglah,…aku kan merindukanmu selalu.

(dz al Q-shud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...