Salah paham dibicarakan, beda pendapat dimusyawarahkan, tak berkenan sampaikan, salah dan khilaf saling memaafkan. Kesalahan kecil menjadikan kalian tak tegur sapa, seperti orang asing
yang tak pernah kenal sebelumnya, padahal kalian saling membutuhkan.
Butuh belaian, perhatian, kasih sayang, ngobrol seperti kawan, diskusi
seperti ilmuan, tidur berkelonan, dan seabrek yang hanya bisa kalian
rasakan. Sadari, bahwa kalian saling membutuhkan. Dan saling rela untuk kebahagiaan pasangan, insya Allah sakinah yang kalian dapatkan.
Kesuksesan suami ada istri setia, yang selalu mendoa untuk keselamatan suami saat di luar rumah dan berkah dalam bekerja. Muliakanlah istrimu, rapikanlah ia bila kau anggap kedodoran, percantiklah ia bila kau anggap belepotan, santunkan ia bila kau anggap ceplas-ceplos tanpa etika, luaskan pengetahuannya bila kau anggap ndesit dan kampungan, buatlah ia seperti pajangan indah yang setiap saat kau tak bosan memandanginya. Tentunya dengan cara-cara yang halus, dan jangan menyinggung perasaan halus mereka.
Lelaki yang kau terima ijabnya dan menjadi suamimu adalah bagian dari perjalanan takdirmu. Layani ia dengan sebaik-baiknya, dudukan ia sebagai pemimpinmu dunia dan akhirat, jaga kehormatan dan keluarganya. Jaga ladang dan tanamannya sehingga tak terkena hama, didiklah anak-anaknya dengan agama dan kelembutan serta ketegasan. Bila dia salah dan belum sesuai dengan tuntunan agama, jangan dilawan dengan ucapan dan sikapmu yang merasa benar. Haluskan perangainya dengan doa dan minta pertolongan pada Allah swt. Kehebatan suami dan anak-anakmu ada dalam karya halus tanganmu dan doa ikhlas seorang istri dan ibu.
Suami dan istri harus bersatu padu untuk menciptakan surga dalam rumahmu. Yang akan memancar ke sekeliling rumahmu dan keluar dari rumahmu, generasi yang dirindukan Allah, Malaikat dan alam semesta. (doel zemprul al Q-shod)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar