Orang-orang yang memiliki jabatan dan kedudukan "terpaksa" harus diletakkan pada maqom orang-orang yang terhormat. Kok terpaksa ?, iyalah,..kita juga tidak tahu apakah mereka berperilaku sebagai orang yang pantas dihormati atau tidak. Ada yang melakukan kekerasan dalam rumah tangga, tertangkap nyabu, korupsi, berbuat mesum dan tindakan-tindakan yang merendahkan kehormatannya.
Jangan percaya tulisan-tulisan ini dan Penulisnya. Percayalah pada Tuhanmu, bila engkau dapat mengambil pelajaran bukan karena Penulis atau tulisannya melainkan Tuhan yang memberimu pemahaman.
Senin, 14 Maret 2016
Jumat, 11 Maret 2016
Was - was, Was-wis dan wis .....wis
Was-was dan curiga akhirnya
menuduh sesama yang berpotensi menjadi fitnah. Kita dibuat saling curiga dan
tidak percaya satu sama lain. Kemudian saling menghancurkan, bersoraklah
mereka.
Bukankah was-was itu tak baik (syarr), yang selalu was-wis di dalam hati kita (shudur). Dimana setan menjadi faktor pendorongnya, sehingga tidak yakin dengan apa yang kita lakukan atau mamang (syak). Keragu-raguan yang lebih fatal dapat meragukan keagungan Allah swt., atas Rahman dan Rahim-Nya terhadap makhluknya. Oleh karena itu, kita harus berlindung kepada Allah dari hati yang was-was.
Setan, bukanlah makhluk yang terpisah dari diri kita karena mereka bersemayam dalam diri jin dan manusia. Bisa saja kita adalah penjelmaan setan yang mengkondisikan was-was, kecurigaan sesama dan akhirnya saling fitnah. Fitnah akan berdampak sangat mengerikan, karena itu fitnah merupakan perbuatan keji yang melebihi pembunuhan.
Wis....wis - sudahlah - bukan kewenangan kita untuk menghukumi batiniyah seseorang, lihatlah apa yang dikaryakan dan mari berlindung dari hati yang was-was yang was-wis dalam hati kita. Waspada itu boleh, persiapan yang matang itu juga boleh, merasa tidak sempurna itu baik tapi tidak boleh was-was. Hal-hal yang meragukan sebaiknya ditinggalkan, karena bila keraguan itu terbukti kebenarannya (buruk), yang tersisa hanya penyesalan. Moga Allah menetapkan hati kita pada agama-Nya dan menjadi hati yang selamat (qalbun salim). dz al Qishud, 11/03/2016
Apa adanya dibilang pencitraan, carimuka dibilang
pengabdian, kaya dibilang nyupang, naik jabatan ditanyain "nyogok
berapa'?, lama tak dipromosikan dibilang dibuang dan seabrek
ketidak-percayaan atas fenomena yang ada dicurigai sebagai bukan
kemurnian. Kita diberikan suguhan seperti itu dalam keseharian kita baik di lingkungan kerja, masyarakat maupun media, yang akan terus merusak hati kita.
Bukankah was-was itu tak baik (syarr), yang selalu was-wis di dalam hati kita (shudur). Dimana setan menjadi faktor pendorongnya, sehingga tidak yakin dengan apa yang kita lakukan atau mamang (syak). Keragu-raguan yang lebih fatal dapat meragukan keagungan Allah swt., atas Rahman dan Rahim-Nya terhadap makhluknya. Oleh karena itu, kita harus berlindung kepada Allah dari hati yang was-was.
Setan, bukanlah makhluk yang terpisah dari diri kita karena mereka bersemayam dalam diri jin dan manusia. Bisa saja kita adalah penjelmaan setan yang mengkondisikan was-was, kecurigaan sesama dan akhirnya saling fitnah. Fitnah akan berdampak sangat mengerikan, karena itu fitnah merupakan perbuatan keji yang melebihi pembunuhan.
Wis....wis - sudahlah - bukan kewenangan kita untuk menghukumi batiniyah seseorang, lihatlah apa yang dikaryakan dan mari berlindung dari hati yang was-was yang was-wis dalam hati kita. Waspada itu boleh, persiapan yang matang itu juga boleh, merasa tidak sempurna itu baik tapi tidak boleh was-was. Hal-hal yang meragukan sebaiknya ditinggalkan, karena bila keraguan itu terbukti kebenarannya (buruk), yang tersisa hanya penyesalan. Moga Allah menetapkan hati kita pada agama-Nya dan menjadi hati yang selamat (qalbun salim). dz al Qishud, 11/03/2016
GMT: Gerhana Matahati Total

Orang-orang
kampung dahulu bila terjadi gerhana, menganggap matahari dimakan Graono
atau Buto sehingga apapun ditabuh untuk menakut-nakuti. Untuk
menghindarkan kebutaan, anak-anak diminta untuk masuk "longan" atau
kolong tempat tidur. Sebagian orang yang paham agama mengajak masyarakat
untuk berdoa dengan menjalankan shalat gerhana (kusuf al syamsi). Dalam mitos lainnya, Bathara Surya dimakan Bathara Kala kemudian diselamatkan oleh Bathara Guru.
Bagaimana bila mata hati kita yang dimakan Graono ?
PETENG, hingga tak dapat memantulkan cahaya, tak bisa menerima taufik dan hidayah Allah. Bila hati tertutup, mata dan telinga pun tak bisa berfungsi dengan baik untuk mendeteksi ayat-ayat Allah. Graono yang meredupkan cahaya hati adalah penyakit hati ~ nafsu, syahwat, iri, dengki, hasud, takabbur, amarah, ghibbah, dan lainya ~ serta maksiat yang dipelihara.
PETENG, hingga tak dapat memantulkan cahaya, tak bisa menerima taufik dan hidayah Allah. Bila hati tertutup, mata dan telinga pun tak bisa berfungsi dengan baik untuk mendeteksi ayat-ayat Allah. Graono yang meredupkan cahaya hati adalah penyakit hati ~ nafsu, syahwat, iri, dengki, hasud, takabbur, amarah, ghibbah, dan lainya ~ serta maksiat yang dipelihara.
Tabuhlah genderang perang melawan mereka, ajaklah seluruh organ tubuh
kita untuk bangkit mengusir Graono Matahati dengan tidak memelihara
(meninggalkan) seluruh sifat-sifat dan perbuatan kita yang mendatangkannya. Bahkan jangan
memasukkan syubhat dalam darah dan daging kita. Dan beristiqomah dalam
ibadah wajib dan mencintai ~ dengan mengerjakan ~ yang sunah.
Sehingga Matahati akan
terang benderang, memancar dalam wajah dzahir yang sumringah. Santun perangaimu, halus dalam bertutur kata dan melangkah dengan keberanian tanpa ragu tanpa rasa takut kecuali dengan
Yang Maha Satu. (dz al Qishud 11/03/2016 juga ditulis di facebook Q Sodrun)
Langganan:
Postingan (Atom)
Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan
Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...
-
Bismillah, dengan nama (-nama) Allah kita memulai aktivitas dengan kebaikan dan mengakhirinya dengan rasa syukur (kebaikan) dengan kalimat h...
-
Dosen berkewajiban menjalankan tiga darma, yaitu mendidik dan mengajar, riset dan mengabdikan diri pada masyarakat. Semua jenjang jabatan do...
-
Gb. Di Depan Kantor Urusan Haji Indonesia Makkah Dini hari waktu Makkah saat itu mendapatkan pesan wattshap, mengabarkan wafatnya Mbah Moen...