Survei Arafah, Muzdalifah & Mina
Kami
menyampaikan detail jadwal dan strategi dengan mengikuti sekenario Allah dengan
kepasrahan (tawakkal) yang dimungkinkan tiap detik, menit dan jam yang bisa
berubah entah karena keadaan atau memang Allah menguji kesiapan jamaah untuk
menjaga kemurnian peribadatan. Ada satu ketua rombongan (Karom) berpangkat
kolonel, yang menghendaki jadwal harus ditaati dan dijalankan sesuai dengan
rencana. Kami memahami bahwa bagaimana tentara dididik berdisiplin dengan waktu.
Kami jelaskan dan didukung oleh para Karom yang sudah berulang kali membimbing
haji di tanah suci. Kita sebagai tamu tidak bisa atur-atur si tuan rumah dalam
melayani dan menjamu tamu.
Setelah
penjelasan petugas pembimbing ibadah, giliran saya menyampaikan strategi untuk
mengendalikan diri agar tidak berucap, berpikir dan berkehendak hati yang
negatif terhadap orang lain.
Saya : “Bapak/Ibu,
selama Armuzna kita memiliki keterbatasan untuk mandi, apabila
tercium bau ketek, jangan pernah terbersit
di dalam hati, hingga mengucapkan
kalimat kotor
yang menyinggung orang lain”.
Jamaah : “baik, Pak Ketua”
Saya belum pernah mengikuti rangkaian Armuzna, tetapi
sok tahu dengan menjelaskan keadaan riuhnya jamaah dan saya menasihati jamaah
tidak mengendalikan emosi selama rangkain tersebut.
Setelah
pertemuan pagi, petugas kloter dan perwakilan Karom melakukan survei. Saya duduk
kursi baris kedua dari belakang. Bis melaju menuju Arafah, di tengah perjalanan
tiba-tiba tercium bau ketek yang sangat menyengat seperti beberapa hari tidak
mandi.
Saya : “Hahahaha…….belum
ada sehari, langsung dibalas dan diuji”, saya ketawa sendirian
sambil buat status di watshap.
Saya : “makanya
jangan sok tahu nasehatin orang,….hahahah”, saya menertawakan diri
sendiri. Sampai kembali ke
hotel, saya cerita sambil tertawa ngakak di kamar hotel.
Tak
pernah terpikir nasehat yang saya sampaikan diuji oleh Allah swt, “apakah kamu
bisa melakukan tentang apa yang kamu katakan? Jangan Jarkoni (iso ngajar ora
biso nglakoni)”. Hal yang seperti itu saja telah dibayar tunai. Kejadian tersebut
mengingatkan saya agar tidak sok tahu, tidak menyampaikan apa yang tidak tahu,
dan berhati-hati dalam berbicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar