Sibuk kerja atau
dengan yang lainnya;
Cinta akan
terbuang;
Bila cinta tak untuk gapai bahagia;
Engkau takkan
merajutnya,
kusut langsung
kau pergi meninggalkannya;
Bila cinta hanya
agar tak ingin mengecewakan;
Kau akan
meyakinkan dengan beribu alasan;
Hingga
kebohongan
Bila cinta
diukur dengan kecantikan;
Tua, keriput
berkerut, ompong,
Lalu kau tinggalkan;
Bila cinta
diukur saat kuat diranjang;
Kita akan menua
dan sakit-sakitan;
Kau takkan lagi
mau tidur berdampingan;
Bila cinta kau
ukur dengan senggama;
Kau akan cari
lorong-lorong sempit,
Saat terjepit
kau teriak akan kenikmatannya;
Atau mencari tongkat
besar dan panjang;
Untuk
ditancapkan dalam-dalam,
Merintih lalu senyum
terpuaskan;
Bila cinta kau
ukur dengan harta;
Memilah siapa
yang paling kaya,
tua-muda, janda
atau duda;
Kau takkan
memperdulikannya;
Bahkan yang
telah berkeluarga pun boleh juga;
Asal mereka mau
mencukupinya;
Bila cinta kau ukur dengan kepuasan;
tak puas kau lepas, cari pelampiasan;
hingga dekat liang lahat pun tak kan kau dapatkan;
Bila cinta kau ukur dengan kendaraan;
kau akan pilih mana yang paling enak menjadi tumpangan;
pada akhirnya, keranda yang akan menghantarkan;
Bila cinta kau ukur dengan apa yang kau dapatkan;
kau takkan peduli diri diintai hukuman;
yang penting banyak pendapatan dan barang yang tersimpan;
Bila cinta
diukur dengan meteran,
Tak kan pernah
ketemu panjang-pendeknya;
Tinggi rendahnya,
karena,...
Hanya kenikmatan
yang kau rasakan;
Silahkan
diteruskan,....
Aku tidak menafsirkan, hanya sekedar mengingatkan;
Namun,....
Bila cinta
diukur dengan cinta;
Tak melihat
miskin atau kaya, tampan-cantik atau sebaliknya;
Apa pun
kondisinya;
Kau akan
berjuang untuk membahagiakannya;
Bila cinta
diukur karena Tuhan;
Kau akan selalu
melayaninya, tersenyum untuknya,
Tak peduli sakit
di perut atau di dada,
Takkan menuntut
apa-apa, riang selalu bersamanya;
Untuk kehidupan
yang lebih mulia;
DZ al Qishud,
Jakarta: 10/03/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar