Klethok,...klethok,
suara hak sepatu setingi 10 cm yang membentur lantai, sebagai irama mengiringi
langkah perempuan cantik dengan tinggi 165 cm. Hak tinggi untuk menambah beberapa senti agar tampak seperti model-model di televisi. Tak mengapa, hak itu hanya menyangga 50 Kg beratnya.
Tak
terlihat besar, namun tampak seksi menonjol seukuran 36+ saat menggunakan baju
berukuran midle yang berpadu dengan
celana 1/8, dengan nomor pinggang 27. Kaki tampak mungil, tatkala lepas dari
sepatunya yang berukuran 37. Kaki yang bersih dengan putih sebening air
kuku-kukunya tentunya tak ada rangen
apalagi kutu air.
------------------
Ah,.....aku
terlalu ngelantur membayangkan seseorang yang tidak mau membantu pikiranku yang
terlalu berat untuk menampakkan wajahnya. Berikan saja foto Angelina Jolie,
Taylor Swift, atau Katrina Bowden, para aktris cantik Hollywood. Atau bila
putih bersih sebagai keturunan Manado dan Lampung yang besar di Bandung,
mungkin mirip Song Hye Gyo, Jang Na Ra, Lee Min Jung atau Song ji Hyo, para
artis cantik korea. Bila agak kearab-araban, kirim saja foto Katrina Kaif,
Aishwarya Ray, Kajool atau Karina Kapoor. Pasti aku akan mempercayainya, namun
hingga saat ini “tidak” sebagai jawabannya.
Cinta
bukan pobhia, Islam yang rahmatan lil alamin digambarkan oleh
orang-orang barat orientalis menjadi islampobhia.
“Bila aku berikan foto-fotoku, maka aku akan teridentifikasi dan kamu pasti
akan mendatangiku”, dan selanjutnya “ akan nyamperi saya di kantor, terus
cerita ke boss”. “Hancur karierku, yang telah lama aku bangun dengan susah
payah menjaga amanah”.
Apakah
cintaku tak bisa menjaga, menyayangi dan menghormati, memaafkan dan memuliakan
? Hee,......mungkin obsesiku yang membuat ia takut, sehingga “mengandai-andai”, saya yang akan
menghancurkan hidupnya.
Saat
mengingatnya dalam kerinduan hanya bayang-bayang hitam (siluette), tak mampu aku memvisualisasikan. Tidak matanya,
wajahnya, atau bibirnya yang tipis, semua nampak hitam seperti bayangan.
Nestapa,
bercumbu dengan bayanganku sendiri. Karena tak beda, putih atau kuning
kulitnya, kuciumi diriku hingga keluar cairan putih dari kemaluanku. Aku
merasakan kehangatannya melalui suaranya yang membuat panas seluruh tubuh dan
jantung berdetak. Saat lemas tubuh ini, tersadar hanya dengan bayangan yang tak
mampu aku visualisasikan. Tak hanya sekali atau dua kali, aku melakukannya,
namun berkali-kali layaknya kerinduan seorang suami pada istri.
Aku
tak menganggap dia sebagai wanita yang membutuhkan belaian, sehingga aku
memanfaatkan. Juga bukan karena dia kesepian dan aku menemaninya hingga tak sadarkan
diri aku telah telanjang. Juga bukan sebagai pengisi waktu luangku, seperti
yang dia tuduhkan padaku. Aku menyayanginya, dalam hayalan dan bayangan walau
sebenarnya nyata. Namun, akankah selamanya menjadi bayangan (siluette) cinta, yang akan aku nyanyikan
dalam kerinduan ?
Aku
takkan memaksa untuk membantuku visualisasikan dirinya, karena ada banyak
rahasia yang harus dia jaga. Ada atau tak ada dirinya tetaplah aku merindukannya,
wahai siluette cinta. Salam, ada atau
tiadaku semoga tetap merindukanku untuk sebuah bayangan indah dalam
kebersamaan.
Tidak,!!!...sekalipun
aku merengek meratap, dia takkan berikan gambaran dirinya. Aku akan hargai dan
hormati pilihannya untuk kemuliaannya dengan sembunyi atas segala aktifitasnya
dari diriku. Aku akan selalu menuliskan semua tentang kerinduanku yang dapat
dibaca dalam blog pribadiku untuk menunjukkan bahwa aku tetap menyayangi dan
merindukannya. Satu hal yang kuharapkan adalah dia menjadi mulia, baik
dihadapan manusia maupun saat menghadap Tuhannya.
Dz al Qishud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar