Selasa, 17 Maret 2015

Transparan Itu Lebih Seksi

Sangat menegangkan bila kita melihat perempuan memakai pakaian transparan, mengundang birahi dan kita ingin segera meniduri. Coba saja bila perempuan itu telanjang, senyam-senyum di pinggir jalan masihkah mau kita menidurinya...? kecuali mereka yang ukuran mentalnya yang tidak jauh berbeda dengannya.

Berbeda dengan perempuan, lebih melihat gagah dan tegap tubuhnya adalah laki-laki yang mampu melindunginya padahal hatinya pecundang. Tampan merupakan suatu kebanggaan tatkala diajak jalan berlenggang, sangat menyakitkan karena suka main perempuan dan kebutuhan sehari-hari tak tercukupkan. Mercy dan pakaian perlente sebagai tolok ukur ketercukupan harta walau mereka tidak tahu kalau itu barang kreditan atau pinjaman teman. Kurus, cungkring, dekil dengan kesederhanaan terlewat oleh pandangan, walau tidak semua perempuan demikian.

Seperti halnya wanita cantik dengan pakaian transparannya, hasrat kita memuncak untuk menidurinya . Bila seksi berakhir pada birahi, engkau tinggalkan setelah puas dengan rasa nyeri. Kemudian akan kembali, setelah setelah butuh penetrasi dan ejakulasi. Wanitamu beranak pinak sehingga badan tak terawat karena banyak anak. Apakah masih seksi wanitamu setelah jamah,...? 

Ibadah itu seksi, banyak yang bergegas karena janji pahala dan surga. Tanpa engkau melihat apa itu pahala dan di mana surga itu berada....? Engkau harus yakin itu ada, sehingga beragam orang menafsirkan, siang malam mereka beribadah tertipu oleh dirinya sendiri karena pahala dan surga yang dituju karena keseksiannya. Bila tiap hari engkau bisa lihat pahala dari buku raportmu maka engkau pun akan seenaknya beribadah.

Surga itu seksi karena transparansinya, Tuhan hanya menggambarkan betapa indahnya hidup di dalam surga tanpa menunjukkan keberadaannya. Hanya akan dinikmati dan dilihat saat kita mati dengan bekal pahala, sehingga kita bernafsu untuk meraihnya. Bila engkau tafsiri surgamu dengan kebahagiaan dunia, maka engkau puaskan diri di dunia dengan membangun tahta dan kerajaan. Dan lupa akan kehidupan setelahnya. Bila pahala dan surga Tuhan telanjangi, maka ibadah tidak menarik lagi dan neraka tidak ditakuti.

Tuhan lebih seksi, Dia digandrungi oleh para pecintanya tanpa berharap pahala dan surga. Bahkan neraka pun rela di”ambah”nya hanya untuk bertemu dengan-Nya. Beragam cara mereka menemukan dan menikmati keseksian-Nya, bahkan sampai memuncak birahi mereka sehingga tidak ingat apa-apa. 

Nafsumu pada-Nya sebesar pengetahuanmu terhadap-Nya, satu persatu Dia membuka hijab untukmu semakin lama transparan engkau melihat. Kecepatan hijab ditanggalkan sebesar apa usahamu berbuat yang Ia suka dan engkau mampu menjaga rahasia-Nya. Semakin engkau tahu Dia, seksi engkau rasakan dan ingin meniduri-Nya, kau peluk dan tak ingin lepas dari-Nya. 

Bila sudah telanjang bulat engkau lihat, engkau akan sirna, hancur di hadapnnya tak tersisa. Tiada lagi engkau dan Dia, hanya Aku (Allah) yang ada menyatu hamba menjadi cinta. 

DZ al Qishud, Jkt:15/01/14 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...