Kita ingin wajah kita putih, bersih dan
cerah hingga menggunakan cream pemutih yang berlebihan nampak kontras
dan lucu (blontang) antara putih wajah dan warna kulit di bagian tubuh
lainnya. Ketidak-terimaan manusia atas karunia warna kulit yang diberikan Tuhan hingga harus memutihkannya. Proses kimiawi memutihkan wajah putih tersebut akan berpotensi
terkena kanker karena terkena sinar ultraviolet dari sinar matahari.
Alih-alih menghindari cream pemutih yang disinyalir mengandung logam
berat berbahaya seperti mercuri/raksa/hidrargirum (Hg), dengan menggunakan Vit-C injection yang
juga tidak jaminan aman bila berlebihan. Tubuh memiliki sistem
metabolisme canggih yang tanpa alat pun dapat mengontrol zat-zat yang
dibutuhkan tubuh, yang tidak dibutuhkan akan dikeluarkan melalui proses
eksresi dengan tidak berlebihan (israf).
Tuhan menciptakan manusia berbangsa-bangsa, suku dan ras bahkan warna mata, kulit, tinggi, rambut dan bentuk fisik serta bahasa yang berbeda untuk disyukuri dan saling mengenal diantara mereka. Merubah sistem jaringan pada tubuh kita melalui inovasi ilmu pengetahuan menunjukkan berkembanganya nalar manusia yang bukan tanpa resiko. Seperti upaya memutihkan wajah atau menghitamkan kulit (skin tanning) dengan proses kimiawi sangat beresiko terhadap kesehatan fisik kita.
Bagi umat islam, 5 hinngga 7 kali sehari berwudhu merupakan kontrol pencerahan wajah baik dzahir maupun batin (inner-beauty), lebih-lebih mereka yang mau mendawamkannya. Bukankah wajah-wajah orang islam akan tampak berbeda (tak hanya) di padang mahsyar, tampak wajah dan anggota wudhu lainnya bersinar.
Selain itu, kecerahan wajah kita dengan proses kimiawi menjadi tak menarik saat yang empunya tidak ramah, judes, nyinyir, sadis dan sifat buruk lainnya.
Senyuman merupakan sedekah yang sangat murah, yang dapat menjaga wajah, otak dan jiwa kita dari "penuaan dini". Senyuman sebagai hiasan orang mukmin setelah proses pencerahan wajah alamiah dengan wudlu. Cukuplah dengan wudhu dan senyum saja kita dapat menceriakan (bukan saja mencerahkan wajah) diri kita dan orang lain. Berpahala dan juga mampu merawat fisik kita dari penuaan dini tanpa resiko kanker kulit yang akan menyerang wajah karena terkontaminasi sinar ultraviolet.
Syukuri tubuh kita atas ragamnya penciptaan oleh Tuhan terhadap manusia dengan merawat tubuh tidak secara berlebihan (israf) dan menggunakannya sesuai dengan fitrahnya. Kulit hitam tak harus diputihkan, yang putih tak harus dihitamkan melainkan dicerahkan dengan wajah kita yang ramah.
Bagi umat islam, 5 hinngga 7 kali sehari berwudhu merupakan kontrol pencerahan wajah baik dzahir maupun batin (inner-beauty), lebih-lebih mereka yang mau mendawamkannya. Bukankah wajah-wajah orang islam akan tampak berbeda (tak hanya) di padang mahsyar, tampak wajah dan anggota wudhu lainnya bersinar.
Selain itu, kecerahan wajah kita dengan proses kimiawi menjadi tak menarik saat yang empunya tidak ramah, judes, nyinyir, sadis dan sifat buruk lainnya.
Senyuman merupakan sedekah yang sangat murah, yang dapat menjaga wajah, otak dan jiwa kita dari "penuaan dini". Senyuman sebagai hiasan orang mukmin setelah proses pencerahan wajah alamiah dengan wudlu. Cukuplah dengan wudhu dan senyum saja kita dapat menceriakan (bukan saja mencerahkan wajah) diri kita dan orang lain. Berpahala dan juga mampu merawat fisik kita dari penuaan dini tanpa resiko kanker kulit yang akan menyerang wajah karena terkontaminasi sinar ultraviolet.
Syukuri tubuh kita atas ragamnya penciptaan oleh Tuhan terhadap manusia dengan merawat tubuh tidak secara berlebihan (israf) dan menggunakannya sesuai dengan fitrahnya. Kulit hitam tak harus diputihkan, yang putih tak harus dihitamkan melainkan dicerahkan dengan wajah kita yang ramah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar