Kamis, 05 Januari 2023

Ra Ngandel Tekan, Koen Modaro Wae

 “Doel, saya dibidngah-bidngahkan bahkan dituduh syirik dan dianggap doa saya terhadap simbok ga sampai. Bener ga, Doel?”, rasbo mengadu pada Doel Zemprull sepulang ziarah kubur simboknya.

“kok kamu ga percoyo dengan dhawuh Kiai Ahmad, Bo? Kamu malah gampang ragu dengan pernyataan mereka. Mbok kamu itu punya prinsip dalam menjalankan perintah-perintah agama. selain itu kamu juga harus melibatkan rosomu, ojo mung anggo utek lan emosi.”, Doel coba menjelaskan pada Rasbo.

Saat melewati kuburan, ngopo Koen harus “uluk salam” dengan kalimat “assalamualaikum ya ahlil kubur, fainna insyaallahu bikum lahiqqun”. Artine: “kesalamatan untuk kalian wahai ahli kubur, sok mben insyaallah saya menyusul”. Selain mendoakan si mati, kita disuruh eling mati.

“Iku kan Cuma uluk salam, Doel. Memang ada perintahnya”, sanggah Rasbo.

 “Amal ibadah kita serentak terhenti saat kita tercabut nyawanya, kecuali tiga; sedekah jariyah, ilmu bermanfaat dan anak yang shaleh. Pahala ketiga amaliyah tersebut akan mengalir meskipun kita telah bersemayam di kuburan, hingga tiga aset amaliyah kita tidak bermanfaat lagi”.

“Piye, yen ra duwe kabeh!!?”, tanya Doel Zemprull pada Rasbo.

“Kita berharap dicawel pada doa yang dibaca, “allahummaghfir lil-muslimiin-muslimaat”. Awak dewe bakal rebutan ro wong akeh, koyo rebutan jajan. Seberapa jajan yang akan kita dapatkan, Bo!!? Opo Islame ndewe wes genah?”, Doel masih coba menjelaskan dengan berbagai analogi.

Beruntung, mereka yang sholeh dan sholehah, karena tiap bacaan tahiyat mereka disebut “...assalamu ‘alaina wa’ala ‘ibadillahi ash-shalihin” dan didoakan oleh muslimin seantero dunia, lah,...kita!?”, Doel menanyakan ke-genahan keislaman orang-orang Pagemblungan.

“Truss,..opo sik mok andalno!?”, tanya Doel lagi pada Rasbo.

“Mbuh, Doel,...piye, aku mumet”, jawab Rasbo.

“Kita hanya bisa berharap pada anak-anak yang ziarah koyo sampean, senajan Islame ra genah. Awak dhewe iso ngundang tonggo tahlilan, sedekah/infak/wakaf yang pahalanya buat si mayit, dan usaha kita untuk selalu ngaji agar menjadi wong apik”, jelas Doel.

“Yen ra duwe kuaabeh, yooo ...nunggu uwong lewat, yang melas sama kita dan memberi salam orang tersebut bisa merasakan penderitaan kita di dalam kubur seperti halnya Nabi yang mampu merasakan tangisan penderitaan dari dalam kubur dan mendoakan mereka. Makanya, kalau kita lewat kuburan sempatkan uluk salam, Bo...ngunu”, Doel menuntaskan penjelasannya.

“Mbuh kabeh, Doel. Iku wae jik ono sing ngomong bidngah ra ono tuntunane”, keluh Rasbo.

“yen awakmu ra percoyo,....yo wis!!, nyacak dewe kono MATIO….. MODAROOO  konooo....sisan wong sing mbidngah-mbidngahne sampean kon nyacak mati ben ngrasake piye susahe nang jero kubur”, jawab Doel kesel.

“Halah,...awakmu yo rung tau mati kok!!”, Rasbo gerutu.

“Koen kuwi isuk-isuk wes ngajak gelut Booo,.....meskipun aku rung tau mati, aku percoyo apa yang disampaikan Kiai Ahmad dan para kiai lainnya. lhaa,...awakmu, ra NGGENAH”., Doel akhirnya meninggalkan Rasbo untuk nyari sarapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...