Bersyukurlah kalian yang memiliki mursyid, murabbi, kiai, dan siapapun itu yang kalian sebut sebagai penasihat spiritualmu. Beruntunglah kalian yang belajar ngaji dan memiliki para guru yang dapat membelamu, mendoakanmu, menunggu dan mencarimu saat kalian terlambat masuk di pintu hisab tuhanmu. Beruntunglah kalian yang bertawasul kepada para wali-wali Allah dan para nabi serta pecinta dan pelanggeng selawat kepada Nabi Saw. Mereka akan menunggumu meski kalian tak pernah bertemu, mereka mengenali kalian dengan tanda-tanda yang ada pada diri kalian.
Aku hanya orang yang melemparkan batu harapan dalam samudera
kasih sayang-Nya yang terpancar pada para kekasihnya. Dengan mengharap cipratan
air yang mengenaiku hingga terasa sejuk di bagian yang kecipratan meski tubuh
lain masih terasa panas. Tak mungkin aku berharap air hujan rahmat-Nya yang
mengguyur seluruh tubuhku. Sebab, tak ada air pujian dan ketaatan yang ada pada
diriku yang menyublim ke atas membentuk awan rahman yang membuat teduh diriku
dan menjadi hujan yang membersihakn seluruh kotoran yang menempel pada tubuh.
Bersyukurlah kalian yang memperoleh jawaban melalui
guru-gurumu atas kesusahanmu yang kalian keluh kesahkan kepada mereka. Kemudian
keluh kesahmu dibawa gurumu menghadap pada Allah dan dikabarkannya kepadamu. Aku
hanya pelempar kerikil batu harapan ke angkasa yang kosong, yang tak mungkin
berharap gema jawaban. Atau ada yang datang menemuiku menyampaikan bahwa
kerikilnya telah sampai.
Aku hanya pengibul doa pada ruang hampa, tak ada yang
sudi membawa ocehanku kepada-Nya. Ku pinta surga namun bertolak belakang dengan
tingkah ahlinya, Ku pinta shalih-shalihah namun tak kudidik cukup agama anak-anak,
dan Ku pinta rejeki halal namun apapun ku makan asal kenyang. Malaikat pun
hanya mencatat ocehan-ocehanku dan menunggu penolakanku atas ocehan tersebut
melalui tindakanku sehingga tak pantas kibulan doaku sampai pada-Nya.
Aku hanya pengais makanan sisa yang terserak tanpa ijin
pemiliknya. Yang bila dimakan bisa bertenaga untuk bercinta, sakit perut dan mencret-mencret, muntah atau
gila. Aku hanya menunggu akan ada yang menghampiriku dan menyampaikan Tuhan
ridho atasmu meski tak bawa secuil buah tangan untuk menghadap-Nya. Dan belas
kasih kekasih-Nya mau mengantarkanku menemui-Nya (Doel).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar