Abdul Basid
Waktu menunjukkan pukul tiga pagi, perjalanan Doel Semprull dari kampung berakhir di terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur. Perjalanan harus dilanjutkan ke Kebon Jeruk Jakarta Barat, untuk main ke rumah kawannya yang telah lama tinggal di Jakarta.
Setelah menunggu empat jam, Doel baru dapat naik bis, lega rasanya setelah capek menunggu lama. Bis melaju menuju arah Jakarta Barat. Di tengah perjalanan, yang namanya bis kota harus menurunkan penumpang satu per satu sesuai tujuan.
Tiba-tiba terdengar, "thek, ...thek, ...thek, ...", dan bis langsung berhenti.
Doel mencari sumber suara dan mengamati sambil tolah-toleh mengagumi Jakarta. Tidak lama terdengar kembali bunyi "thek,...thek,...thek.....kiri", dan bis kembali berhenti.
Doel Semprull sangat terkagum-kagum, menganggap sangat aneh dan merupakan penemuan mutakhir. Saat melihat kondektur memberhentikan bis hanya dengan menggunakan uang receh seribuan.
“Wah canggih,....hebat, remnya ada di kaca. Hanya dengan uang receh seribu, bis bisa berhenti”, Doel Semprull gumun setahun (heran)
Doel akhirnya mengeluarkan uang receh seribuan, ga lama kemudian sopir mendengar “thek...thek...thek”, sopir langsung menghentikan laju bis.
“Siapa yang mau turun...?!!”, tanya kondektur dan tak ada jawaban, Doel hanya kebingungan tengak-tengok sebab dilihatin oleh para penumpang lainnya.
“Siapa yang mau
turunnn!!?”, tanya kondektur dengan nada agak tinggi.
Dengan
tersipu malu, Doel Semprull menjawab:” mohon maaf, saya nyobain rem, mas, heeee.......”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar