Kamis, 06 Februari 2025

Nak, Latihlah Otot-Ototmu

Sering sekali saat kita masih kecil mengeluh karena disuruh-suruh oleh orang tua kita. Pagi-pagi sudah kena omelan; “tidur mbader, bangun siang, mau jadi apa?”. Setelah bangun kemudian disuruh bantu angkat-angkat baskom/wadah jualan ke pasar. Belum kalau Bapak yang nyuruh ke sawah, nungguin padi, tebar urea, ke tambak dan seterusnya. Setelah angkat-angkat jualan Simak, berangkat sekolah di last minute (pukul 06:40) harus naik sepeda onthel sejauh 3Km, ngos-ngosan berkeringat masuk kelas. Dan banyak lagi peristiwa seakan orang tua tidak sayang kepada kita.

Keluhan dan rasa tidak terima saat itu ternyata melatih diri kita untuk bisa survive di semua keadaan. Ketiadaan keuangan orang tua yang pada akhirnya tak bisa memenuhi keingain kita membandingkan anak-anak yang berkecukupan. Kebiasaan mengencangkan otot dengan paksaan orang tua membuahkan hasil yang baru kita sadari saat dewasa dan berkeluarga.

Saat ini bisa nyangkul, menggergaji, nukang kayu, nukang batu, dan lainnya karena paksaan Bapak menempa anak-anaknya tanpa kurikulum yang jelas. Orang tua hanya mengatakan belajar, berusaha dan bekerjalah untuk meraih cita-cita, jangan pernah mengharap pemberian dan warisan orang tua. Semua keterampilan harus dikuasai, sebab keterampilanlah yang akan membantu kita mendapatkan uang. Kesusahan dan kepedihan yang membuat kita kuat mental saat menghadapi kepailitan ekonomi.

Nak, era saat ini menjadikan kita terlena menjadi kaum rebahan. Dengan pegang gadget kita bisa nonton sambil tiduran, bisa pesen makan tak perlu memasak, bisa beli barang tanpa kita ke pasar atau toko, bisa pesan ojek online tanpa kita harus mengayuh sepeda, tanpa keliling traveling kita bisa melihat dunia.

Ingatlah! Bahwa gadget atau gawai dan internet adalah alat yang bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya dan kita harus tahu bahwa tubuh kita yang diciptakan Allah membutuhkan latihan, gerak otot, melangkah, berpikir, dan seluruh aktivitas gerak kita bermanfaat agar tubuh tidak karatan. Jangan gadaikan otakmu dalam internet, kamu harus meramu pengetahuan dari apa yang kamu baca dalam otakmu.

Bila ototmu tidak dilatih dan otakmu tergadai oleh gawai, saat semua fasiltas itu rusak kamu akan gagap dan rapuh. Para peneliti mengistilahkan generasimu sebagai generasi strawbery. Nampak indah berwarna, namun tak bisa bertahan lama dan gampang membusuk. Tidak kuat diterpa angin ujian kehidupan, mudah rusak dan hilang. Bila benar generasimu sebaga generasi strawbery, maka berkolaborasilah dengan blender dan ice, sehingga menjadi jus yang menyegarkan. Juga berkolaborasi dengan semua lini kehidupan untuk menjadikan dirimu bertahan dan dikenang oleh orang.

Nak, latihlah otot-ototmu agar tidak rapuh dan kuat menghadapi tantangan kehidupan. Jangan gadaikan otak dan pikiranmu oleh gawai, sehingga saat hilang gawai seakan hidupmu turut hilang. Kita diajarkan tidak mempercayakan kepada hasil produk (makhluk) tetapi mempercayakan kepada sang pembuat (khalik). Atau ketika kita mengimplementasikan diri dari sifat tersebut, maka kita harus menjadi pemain atau pembuat (creator) bukan penikmat apalagi objek dari teknologi yang entah kapan akan berkembang atau bahkan hilang karena perang (abdul basid).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...