Selasa, 24 Maret 2015

Kebusukan Akan Tetap Membusuk

"ngeri ya doel banyak sekali kabar,...ada kulit impor berbelatung yang diolah menjadi krupuk, Apel impor yang mengandung bahan kimia berbahaya, makanan berformalin, menggunakan zat kimia berbahaya bahkan krupuk dan makanan yang menarik mengandung roddamint B”, desah curhat dari Kamit.
“apa hukumnya mereka, haram atau bagaimana,..?”, sambil geleng-geleng Kamit bertanya-tanya.
ngunu ae gumun,...mit,..mit”, jawab enteng Doel Zemprull.
ojo gampang getun, gumun, lan kagetan,...”, lanjut Doel.
“Kebusukan-kebusukan di negeri ini sudah berjalan lama, janji-janji muluk saat kampanye, idealisme dipaparkan oleh para pejabat dari tingkat pusat hingga dusun-dusun kecil, aparat hanya menjalankan roda tak punya inovasi menggerakkan setir menuju kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat,.....dan seabrek kebusukan lainnya yang lebih berbahaya dibanding krupuk dari kulit sapi busuk”, papar doel.
“hanya karena busuk, atau karena tak berikan upeti,....? jangan-jangan praktek itu telah lama, diungkap karena tak mbayar,.......... ? mikir mit!! Jangan gampang kaget lan gumun.
“Orang-orang yang seperti sampeyan juga, berdagang agama dengan kebusukan. Seakan menebarkan semerbak wangi surga, ternyata seberapa banyak jumlah yang ada di dalam amplop yang menjadi pertimbangannya. Untuk orang miskin beribu alasan terucap, untuk orang kaya mereka secepat kilat menghampirinya. Mengabdi pada Tuhan atau hanya kebusukan belaka,..............? mit,...mit !!”
“Kalian tawarkan Apel manis beracun, pasar-pasar dibakar dengan alasan korsleting listrik, ujung-ujungnya penjualan kapling baru yang lebih mahal. Para ustadz berceramah keliling ke majelis-majelis, sementara istri mereka berjualan pada para jamaah, membuat majelis untuk mendirikan kartel ekonomi berkedok agama. Apa itu bukan kebusukan yang beracun...??
“mau rodamint atau hakim roda emas, masyarakat tak begitu memperdulikan. Pembuat karena ingin sepiring nasi, dan Pembeli karena hanya memiliki secuil uang yang cukup untuk membeli itu. Apakah mereka yang menjual makanan siap saji atau kemasan pabrik tidak berbahaya...?, Minuman beralkohol saja yang jelas lebih banyak madharatnya dijual di minimarket-minimarket. Atau karena mereka membayar pajak yang lebih tinggi......?”,
“Apakah ini merupakan sandiwara dalam pewayangan global, dimana kita hanya sebagai wayang...,...dan tak mau mengenal dalangnya karena dicekoki oleh budaya-budaya yang semakin lama akan mengikis nilai-nilai kebangsaan kita, bahkan ideologi dan keyakinan kita sebagai umat beragama.....??”, doel lebih geregetan saat menjelaskan tentang kebusukan pada Kamit.
“Wis,....tah Mit, aku jadi tambah sewot,.......kebusukan terus akan membusuk bila anti body pengetahuan dan akidah kita tak kuat melawannya. Dokter, mantri, mbah dukun atau pengobatan alternatif itu hanya mbantu mencocokkan pengarangan mereka untuk memberikan obat, jampi-jampi atau jamu dan obat herbal lainnya.”
“Begitu juga dengan bangsa ini, harus bangkit,.........bumi penggalan surga yang dihadiahkan Allah pada masyarakat, telah  diacak-acak kita diamkan saja. Tak ada yang tak tumbuh di tanah ini, tapi mengapa harus mengais di sana,....?”,
“Wes tah mit,....ayo bareng-bareng sengkuyung ndandani, sampyan tukang ceramah yooo,....tetap bil khikmah,...ojo bila rupiah kau tak ceramah.....heee”, ledek Doel.
“trusss,....awakmu,...?”, tanya Kamit pada Doel Zemprull.
“Yoo tetep di Pagemblungan, bareng ro Kemplo, Rasdan, Gendheng, Kenthir, Rasbo, Raswat, Sableng, Gemblung dan lainnya ngaji sama Kyai Ahmad”, jelas Doel.

DZ al Qishud, Jakarta: 01/02/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikrar Pembuka Shalat Yang Terabaikan

Doa iftitah bukan menjadi rukun shalat, namun penting kita renungkan bagi yang mengamalkannya. Kita hanya melafalkan seperti mantra atau tah...